"Alhamdulillah kalau sudah mendapat perhatian (Istana). Mudah-mudahan akan ada solusi setelah dapat perhatian," kata Romi kepada detikcom, Sabtu (27/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bukan hanya soal kepentingan saya sendiri, karena ini juga berhubungan dengan kawan-kawan lain yang (mungkin) mengalami hal serupa dengan saya," ujarnya.
Persoalan Romi ini bermula dari pencoretan namanya oleh Bupati Solok Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) sehingga dia gagal menjadi PNS. Padahal Romi meraih ranking 1 saat tes.
Romi bersama kuasa hukumnya dari LBH Padang kini sedang menyiapkan berkas gugatan ke PTUN. Mereka menggugat Pemda Kabupaten Solok Selatan, karena telah menganulir status kelulusan Dokter Romi sebagai CPNS. Selain perdata, Romi juga berencana menggugat secara pidana.
Romi juga telah berkirim surat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yembise. Pengaduan dalam bentuk surat dilakukan untuk memperjuangkan haknya sebagai warga negara.
Kemarin, Istana telah angkat bicara terkait persoalan Romi. Istana melalui Kantor Staf Kepresidenan (KSP) mengaku sedang menangani persoalan itu.
Istana juga meminta agar semua pihak untuk tidak membeda-bedakan penyandang disabilitas. Sebab, konsep untuk penyandang disabilitas yang dijalankan pemerintah sudah sangat jelas. Presiden Jokowi ingin mengakomodir kepentingan-kepentingan disabilitas.
"Bahkan di KSP sendiri ada difabel yang kita akomodasi. Saran saya janganlah. Di depan hukum kita punya hak yang sama. Jangan dibeda-bedakan," kata Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko di Kantor KSP Gedung Bina Graha, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Jumat (26/7).
Simak Video "Gagal Jadi PNS karena Disabilitas, Bu Dokter Tempuh Jalur Hukum"
(mae/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini