Misalnya saja, Khofifah menyebut energi dari sampah bisa dimanfaatkan dengan baik. Sampah di sini pun bermacam-macam, bisa sampah kering dan sampah basah.
"Kemarin ketika ada tamu menteri perumahan Malaysia, plastik sampah di sana diekspor 100% produknya. Jadi apa yang bisa memberikan nilai tambah juga memberikan dampak lingkungan yang positif rasanya itu yang harus kita kembangkan," kata Khofifah di kantor DPRD Jatim Jalan Indrapura Surabaya, Jumat (26/7/2019).
Khofifah pun merasa tertarik untuk menggandeng investor dalam mengembangkan hal serupa di Jatim. Menurutnya, teknologi tersebut bisa mengubah sampah plastik menjadi bahan pembuatan baju, sepatu, kursi hingga aneka benda yang 100% bisa diekspor.
"Jadi komoditas ekspor itu komoditas yang bisa mendorong perekonomian kita, devisa kita dan PDRB kita dengan teknologi yang tidak terlampau mahal. Ini bisa mendorong investor dalam negeri untuk bisa sama-sama mencari solusi dari proses untuk memberikan daya dukung lingkungan dari sampah menjadi sesuatu yang bisa lebih punya nilai," lanjut Mantan Menteri Sosial ini.
Selain itu, Khofifah menambahkan pengelolaan sampah di Mojokerto juga sedang dikembangkan dengan bantuan mahasiswa dan akademisi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
"Ketika saya ke Mojokerto yang proses pengolahan dari sampah plastik menjadi energi listrik, kita sudah bersepakat ingin mengkomunikasikan dengan ITS, kalau ITS akan menyiapkan pasti akan lebih mudah diakses," ucap Khofifah.
"Insya Allah kemampuan ITS cukup untuk bisa memberikan support bagaimana mengatasi masalah sampah dan kemudian menjadi listrik, jadi nilai tambahnya bisa berlipat-lipat. Karena sampah plastik ini produk nasional kalau kemudian bisa diproses menjadi listrik pasti nilai tambahnya akan berlipat," imbuhnya.
Simak Juga 'Ngumpulin Sampah, Ternyata Bisa Ngantongin 10 Juta Perbulan':
(hil/iwd)











































