"Ya, tentunya kita juga meminimalisir atas kegiatan proyek tersebut dengan cara menyiram bagian yang terkena alat berat. Sehingga bagian trotoar yang terkena abu atau debunya bisa dikurangi," kata Kepala Dinas Bina Marga Hari Nugraha melalui pesan singkat, Jumat (26/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proyek pembangunan trotoar yang dimaksud berada di Jalan MH Thamrin ataupun Cikini. Proyek inilah yang dinilai menghasilkan debu-debu sehingga memperburuk kualitas udara.
"Saya kemarin dapat laporan dari teman-teman Laboratorium LH, di seputaran Thamrin itu lagi pembenahan trotoar.... Kebetulan titik kami pun termonitor, pengukuran Dinas LH itu. Jadi akan berpengaruh," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Andono Warih, Kamis (25/7).
"Sekarang sedang ada (pembangunan trotoar), di Cikini juga dilihat. Dari sumber primer sendiri bikin debu, sekunder juga nambah kemacetan kan asap lebih banyak. Kan di titik itu saat ini tentu akan ada peningkatan sementara ini," sambungnya.
BMKG juga telah menjelaskan alasan proyek perbaikan trotoar di sejumlah titik di Jakarta menambah tingkat polusi udara Ibu Kota. Menurut BMKG, bertambahnya polusi akibat proyek perbaikan trotoar ini juga terkait dengan musim kemarau yang sedang terjadi.
"Kemarau menyebabkan salah satunya ikatan partikel tanah di tempat terbuka menjadi rapuh dan mudah lepas kemudian menjadi debu halus yang jika diterbangkan angin berubah menjadi material polusi udara. Dalam proyek perbaikan trotoar, lapisan tanah permukaan yang tertutup oleh paving block, misalnya, menjadi terbuka. Karena musim kemarau ikatan partikel tanah rapuh, maka partikel tanah tersebut mudah lepas dan terbang ke udara karena diembuskan angin menjadi polutan," kata Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Herizal, Kamis (25/7) malam. (fdu/zak)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini