Seperti yang dirasakan Suyono (45), petani cabai Desa Sumbersuko, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo. Menurutnya musim tanam kali ini sangat menguntungkan. Bahkan tak hanya harganya yang tinggi, namun kualitas cabainya juga baik. Namun perawatannya sangat ekstra seperti merawat anak sendiri.
Suyono mengatakan dari lahan tanaman cabai rawit miliknya seluas 3.500 meter persegi, dia mampu memanen cabai rawit sebanyak 3 kali. Jumlahnya bisa 1 kwintal.
"Panen cabai rawit sekarang melimpah, awalnya sebanyak 50 kilogram. Dan panen ketiga, tembus sebanyak 1 kwintal," ungkap Suyono saat dikonfirmasi, Kamis (25/7/2019).
Karena harga cabai rawit cukup tinggi saat ini, Suyono mengaku mengeluarkan tenaga ekstra dalam perawatan tanaman cabai. Yakni mulai merawat menggunakan obat-obatan berkualitas, dan mencabut rumput yang tumbuh disekitar tanaman, hingga dijaga pada malam hari.
"Karena harganya mahal, ya saya rela tidur di sawah. Soalnya kalau tidak dijaga, bisa-bisa dicuri orang cabai-cabainya,"jelas Suyono.
Dia berharap, tingginya harga cabai saat ini terus stabil hingga musim tanam cabai usai. Menurut Suyono, tanam cabai kali ini merupakan berkah tersendiri bagi para petani cabai.
"Ya semoga harganya terus tinggi seperti sekarang, biar petani untung. Karena kalo turun harga, bisa-bisa petani merugi karena biaya perawatan cabai cukup mahal," tandasnya.
Baca juga: Harga Cabai Diprediksi Turun Awal Agustus |
Senada dikatakan Karto, petani cabai lainnya. Menurutnya lantaran harga cabai cukup tinggi, saat ini petani sudah tak perlu lagi mencari pembeli.
Banyak tengkulak yang telah membeli tanaman cabai petani lebih awal, atau sebelum memasuki masa panen.
"Sekarang petani sudah tidak repot menjual cabai, karena tanaman saya ini saja, sudah dibeli orang meski belum panen," ungkapnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini