"Ya termasuk kita bicara mengenai bekerja sama untuk menjaga mengawal agenda-agenda kenegaraan, termasuk di dalamnya kan tentunya agenda-agenda DPR, MPR, dan pelantikan presiden," kata Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto di kampus IPDN, Jalan Ampera Raya, Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa (23/7/2019).
Jika mengacu pada periode 2014-2019 setelah revisi UU MD3, kursi pimpinan MPR dapat diisi parpol-parpol yang lolos ke DPR (4 kursi) dan 1 kursi dari unsur DPD. Adapun parpol koalisi Jokowi yang lolos ke DPR sebanyak 5 partai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun parpol koalisi Jokowi yang bertemu tadi malam hanya 4. Mengapa PDIP absen? Menurut Airlangga, petinggi keempat parpol itu berkumpul secara spontan dalam rangka ulang tahun Ketua Umum NasDem Surya Paloh.
"Nggak, kan kemarin konteksnya pas ulang tahun ya Pak Surya Paloh. Dan kebetulan kita berempat yang berkumpul di sana," jelasnya.
Senada dengan Airlangga, Ketua Fraksi Golkar DPR RI Melchias Markus Mekeng mengatakan pertemuan tersebut terjadi secara spontan. Ia juga bicara soal kemungkinan keempat partai tersebut bergabung untuk paket pimpinan MPR.
"Kemungkinan bisa (empat parpol bersatu di paket pimpinan MPR)," ucap Mekeng di lokasi yang sama.
Mekeng juga menyebutkan nama-nama kader Golkar yang masuk radar Ketua MPR, yaitu Kahar Muzakir, Aziz Syamsudin, Agun Gunanjar Sudarsa, Muhidin Mohamad Said, dan Zainuddin Amali. Nama Wakorbid Pratama Partai Golkar Bambang Soesatyo, menurutnya, juga masuk radar.
"Ya boleh, masuk juga nggak apa-apa, Pak Bamsoet itu kan kader kita juga," ungkapnya.
Sebelumnya, politikus senior PDIP Pramono Anung memastikan koalisi pendukung Joko Widodo di Pilpres 2019 akan berada dalam satu paket pimpinan MPR periode 2019-2024. Soal jumlah parpol pendukung Jokowi ada 5, dia meyakini nantinya bisa ditambah.
"Nanti kan bisa. Seperti sekarang kan Wakil Ketua MPR-nya komposisinya bisa ditambah," kata Pramono.
Demokrat Ikut Berebut Kursi Ketua MPR:
(azr/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini