Bursa Calon Pimpinan MPR dari PDIP: Basarah hingga Yasonna Laoly

Bursa Calon Pimpinan MPR dari PDIP: Basarah hingga Yasonna Laoly

Nur Azizah Rizki Astuti - detikNews
Senin, 22 Jul 2019 17:24 WIB
Foto: Lamhot Aritonang/detikcom
Jakarta - PDIP ternyata sudah menyiapkan sejumlah nama yang dinilai cocok untuk menjadi pimpinan MPR 2019-2024. Siapa saja?

Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno awalnya menjawab pernyataan Demokrat yang menyinggung kembali soal 'kemesraan' dengan PDIP pada jabatan Ketua DPR-MPR periode 2009-2014. PDIP meminta Demokrat memberikan sinyal nama figur yang bisa menyamai peran mantan Ketua MPR Taufiq Kiemas.

"Itu sebaiknya permintaan kami, Demokrat tolong menyampaikan sinyal figur seperti apa yang, yang seperti sekaliber Pak Taufiq Kiemas. Tolong ini," kata Hendrawan di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (22/7/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Karena itulah, menurut Hendrawan, pihaknya mendorong partai-partai mengajukan nama tokoh yang disegani. Hendrawan mengatakan di lingkup internal PDIP belum ada tokoh yang bisa menyaingi Taufiq Kiemas. Namun, menurutnya, ada kandidat yang memahami sistem ketatanegaraan dan mampu menduduki kursi MPR-1.

"Itu tadi sudah saya sebut. Wakil Ketua MPR kita sekarang kan Pak Ahmad Basarah, doktor Pancasila, lima tahun mendampingi Pak Taufiq Kiemas," ungkapnya.

Selain Basarah, ada kader PDIP lain yang juga dinilai cocok duduk di kursi pimpinan MPR, salah satunya Menkum HAM Yasonna Laoly, yang akan melenggang ke Senayan pada periode 2019-2024. Namun, ia menegaskan, keputusan soal nama itu sepenuhnya menjadi kewenangan sang ketum Megawati Soekarnoputri.

"Beliau dulu pimpinan fraksi, Pak Yasonna Laoly, terus Pak Trimedia Pandjaitan, banyak, Andres Hugo Pareira, tokoh-tokoh yang berkecimpung memahami konstitusi dan sistem ketatanegaraan sekarang," paparnya.



Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan menyinggung 'kemesraan' partainya dengan PDIP, yang notabene mendapat suara tertinggi untuk periode ini di DPR. Kemesraan yang dimaksud Syarief terkait pimpinan DPR-MPR pada 2009.

"Partai Demokrat punya sejarah dekat dengan PDIP. Pada tahun 2009 periode Pak SBY, pada saat itu kan Demokrat sebagai pemenang pemilu, kemudian PDIP sebagai oposisi, terjadi deal. Dan deal itu di politik itu sangat bagus buat bangsa dan negara, pada saat itu," kata Syarief di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (22/7).

Syarief mengatakan periode pemerintahan 2019-2024 adalah masa-masa mesra partainya dengan PDIP. Sebab, saat itu Ketua DPR dijabat Marzuki Alie dari Partai Demokrat dan Ketua MPR dijabat Taufiq Kiemas dari PDIP.



Jika terjadi pengulangan sejarah pada periode saat ini, Syarief menuturkan, hal itu baik untuk bangsa. Menurut Syarief, partainya juga menginginkan kursi MPR-1, namun masih tergantung pada lobi-lobi politik partai lain.

"Nah kalau saja itu terjadi pengulangan sejarah, saya pikir baik untuk bangsa. Jadi kalau saja ya, dan bila teman-teman setuju dan PDIP juga setuju, mudah-mudahan, kalau saja terjadi Ketua DPR adalah PDIP, mungkin bagus juga kalau Ketua MPR itu dijabat oleh Partai Demokrat," ungkap Syarief. (azr/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads