Hal ini diceritakan Nurhamid Karnaatmaja, pengurus panti rehabilitasi Istana Komunitas Sehat Jiwa (KSJ) Cianjur. Selama tiga hari jadi penghuni panti, Wiharna mengungkapkan soal ulahnya yang menghebohkan itu kepada Nurhamid.
"Dia cerita, mengeluarkan jasad ayah karena merasa ayahnya itu masih hidup. Selain itu, dia juga merasa sering dipanggil-panggil oleh ayahnya itu," kata Nurhamid saat dihubungi detikcom, Senin (22/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berada di panti, Wiharna sering meminta obat sesak napas. Selain itu, dia mengeluhkan sakit di jari tangannya.
"Gejala penyakit palsu, merasa sesak nafas. Dia selalu minta obat sesak, tapi tidak kami berikan karena sebenarnya kondisinya sehat," ucap Nurhamid.
Masih melalui sambungan telepon, detikcom diberi kesempatan oleh Nurhamid untuk berbicara langsung dengan Wiharna. Nurhamid ingin membuktikan bahwa Wiharna sudah bisa diajak berkomunikasi.
Diawal percakapan, detikcom menanyakan soal aksinya menggali makam sang ayah. Ia mengaku menggali makam menggunakan pacul.
"Bapak sering manggil nama saya, katanya bapak belum meninggal. Eta ku tega nya jelema ngabaruang jelema hirup (Kok bisa ya orang mengubur orang hidup)," kata Wiharna berbahasa Sunda.
Wiharna bahkan sempat memberi minum jasad ayahnya, namun aksinya itu dipergoki warga setempat yang tengah berburu burung di sekitar area pemakaman.
"Si bapak Ali teh kekerebekan (bunyi dalam perut), diberi minum teh. Padahal bilangnya mau minta air," ucap Wiharna. (sya/bbn)