Bila merujuk kamus, terjemahan 'lamun sira sekti, aja mateni' ke Bahasa Indonesia berarti 'jika Anda sakti, jangan membunuh'. Dalam Kamus Lengkap Jawa-Indonesia yang disusun Sutrisno Sastro Utomo, 'lamun' artinya 'jika', berfungsi sebagai kata hubung. Bausastra Jawa yang disusun Poerwadarminta juga mengartikan 'lamun' sebagai 'yen' atau 'jika' dalam Bahasa Indonesia.
Jokowi mengartikan 'lamun sira sekti, aja mateni' sebagai 'meskipun kuat, jangan suka menjatuhkan'. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono juga menafsirkan demikian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara ekonomi, Jokowi juga dinilainya ingin mendorong agar pengusaha yang besar tidak mematikan usaha kecil. Yang kuat mengajak kerjasama yang lemah, bukan menekan dan mematikan.
"Itu pesan moral yang disampaikan kangmas Joko Widodo tentang sebuah kepemimpinan, kekuasaan dan hidup di masyarakat dalam filsafat Jawa," kata Poyuono.
Selain itu, ada dua lagi ajaran Jawa yang dipegang Jokowi. Pertama 'lamun sira pinter, aja minteri' yang artinya 'meski Anda pintar namun jangan memintari (membohongi)'. Kedua, 'lamun sira banter, aja ndhisiki' yang artinya "meski Anda kencang, jangan mendahului".
"Tiga kata-kata filsafat Jawa ini maknanya sangat tinggi dan tidak gampang melakoninya, dan menurut saya kangmas Joko Widodo ini sudah menjalankan ketiga kata filsafat Jawa ini dalam kepemimpinan. Sangat bagus untuk bisa didalami dan dijalankan oleh kita semua," kata Poyuono mengapresiasi.
Sebelumnya, Jokowi memasang video singkat berdurasi 15 detik di akun Twitter resminya, Jumat (19/7) kemarin. Video itu berisi tayangan gambar tokoh wayang yang memberi padi ke seorang pria bertelanjang dada. Dalam video itu, Jokowi berkata, "Lamun sira sekti, aja mateni. Meskipun kuat, jangan suka menjatuhkan."
(dnu/knv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini