Pagar pembatas dipasang tepat radius 1 kilometer dari bibir Kawah Bromo. Hal itu dilakukan agar tidak ada warga dan wisatawan yang nekat mendekati bibir kawah usai erupsi.
Tidak sekadar memasang pembatas, petugas gabungan juga berjaga-jaga di pintu pembatas tersebut. Terlepas dari itu, pihak terkait memastikan Bromo aman untuk dikunjungi wisatawan.
Pengunjung hanya boleh melakukan aktivitas di sekitar Pure Puten Luhur yang berada di lautan pasir Bromo. Mereka bisa mengabadikan keindahan panorama alam Bromo dari situ.
Salah seorang wisatawan Yasmin Salsabila mengaku kecewa saat petugas melarangnya naik ke bibir kawah. Ia baru mengetahui jalan menuju kawah ditutup saat berada di kaldera Bromo. Namun demi keselamatan ia pun terpaksa mematuhinya.
"Sebenarnya pingin naik ke kawah Bromo, tapi karena ada larangan ya tidak apa-apa dah. Toh demi keselamatan juga. Sebenarnya ya kecewa sih," kata Yasmin, Sabtu (20/7/2019).
Kepala Resort Lautan Pasir Gunung Bromo Subur Hari Handoyo membenarkan adanya peningkatan aktivitas pada gunung tersebut. Bahkan sempat terjadi lontaran material pijar sejauh 500 meter dan muncul limpasan di sekitar kaldera setelah turunnya hujan.
"Memang kemarin terjadi letusan, cuman tidak berlangsung lama. Hanya beberapa menit saja. Kemarin di kawah juga mengeluarkan material batu. Jatuhnya material batu hanya jarak 500 meter dari kawah. Dan di areal Kaldera, sempat terjadi banjir lahar hujan di lautan pasir akibat turunnya hujan," terang Subur.
Sampai saat ini status Gunung Bromo berada di Level 2 atau waspada. Yakni dengan jarak aman 1 kilo meter dari bibir kawah.
Simak Juga 'Aktivitas Gunung Bromo Meningkat, Terjadi Tremor dan Hujan Abu':
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini