"Semua diedit, ada yang justru pakai kerudung, dibuka, pakai baju sasak. Itu kan demi memberikan tampilan yang bagus. Termasuk beliau sendiri juga diedit kok, jangan bohonglah. Jadi semua (edit foto, red)," kata Evi di gedung MK, Jl Medan Merdeka Barat, Kamis (18/7/2019).
Ia mengaku kecewa dituduh ingin tampil cantik mengedit foto kampanye secara berlebihan. Evi mengaku harga dirinya sebagai perempuan terinjak karena tuduhan itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebab, ia menilai hal yang wajar setiap perempuan ingin tampil cantik dan menarik. Apalagi ia tengah mengikuti sebuah kontestasi.
![]() |
"Tentu kita ingin menampilkan yang terbaik perlu persiapan yang matang, terutama kita harus sedikit berhias ke studio yang lumayan. Saya tentu menghargai dong karya perias dan studio. Tentu dia tidak mau menampilkan hasil jepretan yang jelek," ujar Evi.
Farouk mengajukan permohonan ke MK agar KPU membatalkan keputusan lolosnya Evi sebagai anggota DPD dengan suara terbanyak di NTB. Farouk, yang tahun ini tak lolos ke Senayan, menilai Evi melakukan pelanggaran administrasi karena menggunakan foto editan untuk mempengaruhi pemilih.
![]() |
"Dalam pelanggaran administrasi ini dilakukan satu tindakan berlaku tidak jujur bahwa calon anggota DPD RI dengan nomor urut 26 atas nama Evi Apita Maya diduga telah melakukan manipulasi atau melakukan pengeditan terhadap pasfoto di luar batas kewajaran. Ini akan dibuktikan dengan keterangan ahli, Yang Mulia," kata kuasa hukum Farouk (pemohon), Happy Hayati Helmi, saat membacakan permohonan gugatan terhadap KPU sebagai termohon dalam sidang MK, Jumat (12/7).
Foto Evi Apita Maya sudah mengelabui, juga menjual negara, karena adanya logo DPD pada alat peraga kampanye. Evi Apita kemudian memperoleh suara terbanyak, yakni 283.932 suara.
(ibh/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini