Pantauan detikcom, Kamis (18/7/2019) pucuk teh yang ada di Desa Tarumajaya dan Desa Santosa, Kecamatan Kertasari menghitam akibat fenomena perubahan suhu ekstrem di wilayah tersebut.
Salah satu mandor perkebunan teh, Igin (64) mengatakan, dampak itu terjadi karena peralihan musim. "Dari musim hujan ke kemarau, suka seperti ini," kata Igin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya jadinya gini, berubah warna menjadi hitam. Masih dipetik, tapi ya dipilih saja yang bisa dipanen karena tidak semuanya menghitam," ujarnya Igin.
Igin menuturkan, hal tersebut sudah biasa bila terjadi peralihan musim. "Setiap tahun juga gini, daun yang menghitam itu kita ketika, nanti juga tumbuh lagi daun yang bagus," katanya.
Sementara itu Uga (46) yang berprofesi sebagai buruh petik teh, mengaku pendapatannya menurun akibat cuaca ekstrem.
Dijumpai di Perkebunan Teh Desa Terumajaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (18/7/2019), Uga bersama buruh petik teh lainnya sudah datang ke Kebun sejak Pukul 06.00 WIB.
"Kalau pucuk teh mengering dan menghitam seperti ini otomatis pendapatan saya berkurang," kata Uga.
Uga tak menyebutkan berapa besar kerugian yang ia derita. Namun menurutnya, selama musim kemarau dan terjadi perubahan musim pendapatannya berkurang.
"Biasanya sehari saya bisa dapat 100 kg pucuk teh. Kalau sekarang 30 kg juga untung," ungkapnya.
Menurutnya, harga pernah kilogram pucuk teh bervariatif tergantung kualitas dan mutu pucuk teh yang dipanen.
"Mutu bagus 60-65 per kilonya Rp 425, mutu pertengahan 55 per kilo nya Rp 200 sedangkan yang mutu rendah 51 sekitar Rp 40," pungkasnya.
(ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini