"Ngawurlah ngawur itu omongan ngawur yang nggak perlu saya tanggapi saya pikir," kata Novel kepada wartawan, Rabu (17/7/2019).
"Ya mana mungkin saya menanggapi suatu opini yang ngawur ya, sulit bagi saya, saya tentu seorang penyidik yang punya perspektif yang logis, nggak mungkin saya menanggapi suatu ucapan ngawur ya," imbuh Novel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, dalam konferensi pers di Mabes Polri, juru bicara TPF Nur Kholis menyampaikan kesimpulan dari temuan-temuan investigasi yang dilakukan tim selama 6 bulan terakhir. TPF meyakini serangan ke Novel tidak bermotif masalah pribadi, melainkan terkait dengan balas dendam.
"TPF menemukan fakta terdapat probabilitas terhadap kasus yang ditangani korban yang menimbulkan serangan balik atau balas dendam, akibat adanya dugaan penggunaan kewenangan secara berlebihan. Dari pola penyerangan dan keterangan saksi korban, TPF meyakini serangan tersebut tidak terkait masalah pribadi, tapi berhubungan dengan pekerjaan korban," kata Nur Kholis.
Berangkat dari temuan itu, TPF disebut Nur Kholis memberikan rekomendasi kepada Kapolri untuk mendalami probabilitas motif tersebut terkait dengan setidaknya 6 kasus 'high profile' yang ditangani Novel. Keenam kasus itu, disebut TPF, berpotensi menimbulkan serangan balik atau balas dendam terhadap Novel.
(dhn/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini