Ada dua anak Rimba dari kelompok suku Tumenggung Grip yang masuk sekolah dasar (SD). Dua anak laki-laki Rimba, yakni Besimbur (9) dan Nyesar (8), bersekolah di SDN 191, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Jambi.
"Kedua siswa baru ini berasal dari Taman Nasional Bukit Duabelas. Bagi mereka, bergabung ke sekolah formal merupakan jembatan untuk meraih pendidikan yang lebih baik," kata fasilitator pendidikan Komunitas Konservasi Indonesia WARSI, Yohana Pamella Berlianan, Senin (15/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para orang tua siswa itu masih jauh tinggal di dalam kawasan hutan belantara di taman nasional. Namun ada sebagian yang bermukim di perumahan sosial Bukit Suban.
"Karena jauhnya rumah mereka di dalam hutan, kini mereka tinggal bersama kami di kantor lapangan WARSI," kata Yohana Marpaung.
Kedua siswa baru ini akan bergabung dengan kakak kelas mereka yang berasal dari kelompok suku Rimba. Ada lima anak suku Rimba yang lebih awal bersekolah di sana.
![]() |
"Sebelum mereka didaftarkan ke sekolah formal, kita sudah mengajari mereka membaca dan berhitung," kata Yohana.
Semua persiapan sebagai siswa baru difasilitasi aktivis lingkungan, mulai baju sekolah, tas, sampai pangkas rambut dan berkoordinasi dengan pihak sekolah.
Baca juga: Tiga Siswa Suku Anak Dalam Jambi Ikut UN SMP |
"Kami bawa anak-anak ini ke pasar untuk belanja seragam sekolahnya. Kita beli baju seragam, sepatu, ikat pinggang sebagaimana lazimnya anak-anak SD pada umumnya," kata penyandang gelar master of arts (MA) dari Ilmu Antropologi UGM ini.
Selain dua siswa tadi, pihak WARSI mendaftarkan empat siswa baru lainnya. Kelompok kedua akan bersekolah di SD Negeri 256/VI Pematang Kancil II Desa Pelakar Jaya.
Bedanya, kelompok kedua di bawah kepala suku Sikap di Batin VII lebih berbaur dengan warga desa lainnya. Mereka sudah menetap hidup berdampingan dengan masyarakat.
![]() |
"Namun persiapan kami tadi pagi untuk berangkat sekolah lumayan heboh. Karena mereka selama ini tidak ada kebiasaan bangun pagi langsung mandi. Tapi yang penting anak-anak tetap semangat," kata fasilitator WARSI lainnya yang melakukan pendampingan, Astrid Manurung, terpisah.
(fdn/fdn)