"Keamanan bangsa, ini pertahanan bangsa, ini juga masalah radikalisme dan yang mengarah pada terorisme. Radikalisme dalam berpikir tentu tidak menjadi masalah, tetapi radikalisme dalam bertindak itulah yang jadi masalah," kata JK saat memberi pengarahan kepada calon perwira remaja (capaja) di GOR Ahmad Yani, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (15/7/2019).
JK menjelaskan maksud radikalisme dalam berpikir. Apa itu?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
JK juga menyinggung kemajuan ekonomi yang berkaitan dengan kekuatan militer. Dia menilai militer semakin kuat dengan kuatnya ekonomi negara.
"Selalu ada yang mengatakan untuk menjaga kekuatan ekonomi, kita harus memiliki tentara yang kuat untuk menjaganya. Tapi tentara yang kuat hanya dapat kita capai bila kita memiliki ekonomi yang kuat. Jadi keduanya saling ketergantungan," tutur JK.
JK mengakui masih ada kekurangan dalam penyediaan alokasi anggaran untuk militer. Tapi dia memastikan anggaran untuk TNI-Polri selalu naik tiap tahunnya.
"Memang sekarang ini anggaran TNI dan kepolisian itu belum sebesar negara lain. Tapi tiap tahun ada kemajuan walaupun bergantung pada kemampuan anggaran kita. TNI-Polri kurang lebih Rp 200 triliun. Kalau TNI saja hanya Rp 100 triliun lebih," sebut JK.
(fdu/dkp)