"Acara ini spontanitas dari kawan-kawan PAC tidak ada seorangpun yang menggerakan. Ketika partai membuat suatu keputusan yang masih di dalam rangka rancangan rekomendasi namun tahapan yang dilakukan oleh partai tidak mengakomodir arus bawah itu lah yang membuat kami kecewa," kata ketua PAC PDIP Simokerto Tri Widiyanto kepada detikcom, Selasa (9/7/2019).
Menurut Tri, yang dimaksud tidak mengakomodir arus bawah yakni DPP telah memilih Adi Sutarwijono menggantikan pimpinan DPC lama Whisnu Sakti Buana. Sebab, rekomendasi dari rapat kerja cabang (rakercab) sebelumnya telah bulat mengajukan Whisnu.
"Pada tanggal 27 Juli kemarin kami melakukan rapat kerja cabang. Di sana kami memutuskan atau seluruh 31 PAC se-Surabaya mengeluarkan rekomendasi keputusan bahwa kita memunculkan satu nama Whisnu Sakti Buana untuk duduk sebagai ketua cabang PDIP di Surabaya untuk kali ketiga. Namun hasil rapat kerja cabang 7 Juni tidak terakomodir pada konfercab. Itu yang membuat kita kecewa," tegas Tri.
![]() |
"Justru (pada konfercab) mereka membacakan yang dimana kalimatnya bahwa DPP memutuskan untuk membaca rancangan rekomendasi ketua cabang PDIP Surabaya di mana strukturnya Adi Sutawijono sebagai ketua, Baktiono sebagai sekretaris dan Taru bendahara," Tri melanjutkan.
Dikatakan Tri, aksi mimbar yang digelar didukung mayoritas pengurus PAC PDIP se-Surabaya. Namun pada perkembangannya ada tiga PAC yang membelot memilih mendukung penunjukan Adi Sutarwijono yakni Kecamatan Rungkut, Tenggilis Mejoyo dan Gununganyar. Meski begitu, Tri tidak mempermasalahkan pilihan ketiga PAC tersebut.
"Ada 28 yang hadir. Yang membelot ada 3 PAC masing-masing Rungkut, Tenggilis Mejoyo dan Gununganyar. Tapi alhamdulillah ternyata kawan-kawan yang seperjuangan lebih banyak dari yang di sana," tandasnya.
(iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini