Polemik Parkir Berbayar di UI

Round-Up

Polemik Parkir Berbayar di UI

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 10 Jul 2019 05:32 WIB
Mahasiswa UI Demo Tarif Parkir (Foto: Alfons/detikcom)
Depok - Rencana pihak Universitas Indonesia (UI) soal penerapan parkir berbayar masih jadi polemik. Mahasiswa menuntut agar kebijakan bayar parkir di kompleks UI dibatalkan.

Aksi penolakan digelar ratusan mahasiswa BEM Universitas Indonesia di depan Rektorat UI, Beji, Depok, Senin (8/7/2019). Para mahasiswa ini membawa atribut bertulisan 'Secure Parking Insecure Money' hingga 'Ngebut Bro Lewat 15 Menit Bayar'.

"Kami menolak kebijakan Bapak (Rektor) tentang secure parking, salah satu logika berpikir bapak adalah tidak bisa membedakan jalan dan parkiran," kata salah satu orator, Manik Magana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Dia mengajak mahasiswa agar tidak takut dan menolak dibungkam. "Hey Pak Rektor, Bapak membungkam kami, ketika kita dibungkam apa yang kita lakukan?" kata Manik.

Dari informasi yang beredar, pihak Universitas Indonesia mengeluarkan kebijakan atas kendaraan yang masuk ke wilayah UI. Pihak UI menetapkan semua kendaraan yang masuk ke area UI lebih dari 15 menit akan dikenai sejumlah biaya.

Biaya yang dikenakan untuk motor Rp 5.000 dan mobil Rp 20 ribu setiap melebihi 15 menit. Sementara itu, setiap jam berikutnya akan ada tarif tambahan.

"Kalau melebihi 15 menit kena biaya Rp 5.000 motor, kalau mobil Rp 20 ribu. (Di bawah 15 menit) enggak kena biaya, tapi ada peraturan kecepatan di UI itu maksimal 30 km/jam, dan dengan kecepatan segitu ga bisa keliling UI di bawah 15 menit," pungkas seorang mahasiswa.

Rektor UI Muhammad Anis berbicara soal penolakan mahasiswa tersebut. Dia mengatakan mahasiswa seharusnya melihat kebijakan ini secara komprehensif.

"Mereka belum tahu, kalau belum tahu ya begitu. Tentunya mereka harus melihatnya secara komprehensif, nggak bisa melihat untuk sesaat," kata Anis kepada wartawan di Rektorat Universitas Indonesia, Beji, Depok, Selasa (9/7).


Anis menjelaskan, kebijakan parkir berbayar ini nantinya akan berkaitan dengan visi UI sebagai kampus hijau. Ia menyebut transportasi publik harus menjadi pengganti kendaraan di kompleks UI.

"Tujuannya untuk membuat peningkatan nilai-nilai greenmetric kita. Ke depannya 10 tahun kalau public transportation sudah bagus tidak perlu lagi mobil pribadi masuk kampus, pelan-pelan nanti kita bikin parkir di luar area kampus. Civitas masuk dengan transportasi listrik, minibus yang listrik. Itu salah satu yang ke depan," papar Anis.

Selain itu, Anis mengatakan parkir berbayar akan diterapkan guna menekan kendaraan pribadi serta agar kualitas udara di UI lebih baik. Karena itu, menurutnya, harus ada konsistensi dalam memperjuangkannya.

"Memang perlu menyadarkan kita semua bahwa step by step yang namanya pengembangan berkelanjutan itu harus betul-betul kualitas udara, kualitas air, itu salah satu yang kita perjuangan kan secara konsisten," ujarnya.

Kemudian Anis juga sudah menyiapkan solusi untuk masyarakat yang sering lewat kompleks UI dengan kendaraan pribadi. Menurutnya, lingkar luar UI bisa dijadikan pilihan.

"Kita sudah bikin lingkar luarnya, kita sudah memberikan kontribusi juga. Kita punya zona akademik yang betul-betul clean terhadap polusi. Konsistennya juga enak," sebutnya.


Pungut Tarif Rp 40 Ribu, 23 Jukir di Makassar Ditangkap:

[Gambas:Video 20detik]


Polemik Parkir Berbayar di UI



(idh/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads