"Dari sisi kelancaran teknis (SBMPTN) berjalan dengan lancar. Hanya ada beberapa evaluasi," kata Rektor Unair Prof Mohammad Nasih kepada wartawan saat ditemui di Kampus C Unair, Selasa (9/7/2019).
Lalu apa saja evaluasi yang telah dilakukan Unair? Nasih menyebutkan, hasil evaluasi yang pertama mengenai ketersediaan soal dan sisi tenaga.
"Pertama terkait dengan ketersediaan soal karena beberapa item soal masih digunakan di gelombang 1 dan 2 di UTBK. Meski demikian ada nilai di gelombang 2 turun. (Padahal) soal kurang lebih sama nilai cenderung turun, ini dari sisi pelaksanaan,"ujar Nasih.
"Kemudian sisi energi yang kita butuhkan setiap minggu kita tes dan setiap minggu ke sini melakukan persiapan ujian dan lain-lain," Nasih menambahkan.
Pada evaluasi kedua, terang Nasih, Unair mengevaluasi selama ini hanya mengukur pada sisi IQ saja. Namun soal wawasan kebangsaan dan rasa nasionalisme terabaikan. Untuk itu pada penerimaan mahasiswa baru selanjutnya, pihaknya akan mengombinasikan dua hal tersebut.
"Ke depan perlu dikembangkan bahwa ini belum bisa secara sepenuhnya mengukur hal-hal yang sifatnya kebangsaan dan nasionalisme. Tapi hanya di sisi IQ. Nanti harus dikombinasikan lagi di soal-soal berikutnya di tahun-tahun akan datang," tutur Nasih.
"Soal rasa kebangsaan belum sepenuhnya tercover. Kami berharap ada beberapa materi untuk menekankan ke depannya," imbuhnya.
Menurut Nasih, ada 2 hal pokok yang harus dipenuhi sebuah universitas pada penerimaan mahasiswa baru. 2 hal itu yakni kemampuan berbahasa dan matematika dasar.
"Ada 2 hal pokok yg dibutuhkan semua universitas, kemampuan berbahasa yg baik, bahasa baik logika baik, tutur kata baik, biasanya perasaannya juga baik. Kedua, matematika yang sifatnya dasar sehingga logikanya benar-benar masuk. Kalau 2 ini dipenuhi rasa-rasanya akan baik," jelasnya.
"Tahun depan kita usul soal kebangsaan dan kebahasaan bangsa ini akan menjadi bagian yang harus diujikan untuk kawan-kawan yang akan masuk ke perguruan tinggi," pungkas Nasih.
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini