"Emang itu jadi ide besar kita untuk peningkatan kualitas tata kelola tapi kan harus menyeluruh, dalam arti tidak bisa ini terapi kejut sesaat," ujar anggota Bawaslu Mochammad Afifuddin saat dihubungi, Selasa (9/7/2019).
Afif menjelaskan soal terapi kejut yang dimamksudnya. Dia ingin penggunaan e-rekap bersifat holistik atau menyeluruh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Afif menyebut kesiapan 270 daerah yang akan menyelenggarakan pilkada juga perlu diperhatikan. Namun, menurutnya Bawaslu setuju bila tujuan e-rekap untuk mempercepat tahapan.
"Itu juga problem yang harus dijawab, harus holistik. Kalau kemudian e-rekap, banyak pengurangan petugas atau tetep sama? Artinya pekerjaan dua kali, e-rekap dilakukan, konvensional dilakukan, kan kita belum tahu, termasuk skenario yang dimaksud KPU e-rekap itu apa," kata Afif.
"Para pihak mengetahui hasil lebih cepat itu suatu tujuan dari e-rekap kita setuju. Tinggal bagaimana itu tidak menganggu tahapan dan lain-lain yang sudah terencana," sambungnya.
(dwia/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini