"Fadli memahami rekonsiliasi secara sempit yang hanya untuk kepentingan kelompok dan golongan dan bahkan mendorong politik diametral," kata Sekjen NasDem Johnny G Plate kepada wartawan, Senin (8/7/2019).
Dia meminta para elite politik tidak 'rabun' untuk melihat kenyataan ketegangan di masyarakat selama Pemilu 2019. Menurut Johnny, keterbelahan di masyarakat benar-benar terjadi, bahkan hingga ke lingkaran keluarga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Johnny menyatakan NasDem mendukung rekonsiliasi. Ia menegaskan rekonsiliasi tidak berarti bagi-bagi kekuasaan.
"Kami mendukung rekonsiliasi gagasan kebangsaan dan penyelenggaraan negara yang baik dan sehat. Rekonsiliasi tidak sama dengan bagi-bagi jabatan kekuasaan atau barter kasus hukum," ujar Johnny.
"Rekonsiliasi sebagai bagian dari kegotongroyongan pembangunan bangsa dan negara, dan tidak selalu harus menjadi bagian dari kabinet. Rekonsiliasi justru untuk mengakhiri keterbelahan sosial dan merajut kembali keeratan dan persaudaraan di tingkat basis masyarakat melalui simbol dan role model berupa silaturahmi di antara Pak Jokowi dan Pak Prabowo," imbuh dia.
Sebelumnya, Fadli Zon menolak rekonsiliasi seusai Pilpres 2019. Menurutnya, dorongan untuk dilakukan rekonsiliasi justru akan mempertajam perbedaan di tengah-tengah masyarakat.
"Menurut saya tidak perlu ada rekonsiliasi dan tidak perlu dibesar-besarkan," kata Fadli di kompleks Kantor Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Senin (8/7).
Fadli menganggap perbedaan pendapat dan pilihan politik di pemilu adalah hal yang biasa. Menurutnya, perbedaan tersebut justru akan mendewasakan masyarakat dalam berdemokrasi, bukan sebaliknya.
Pulangkan Habib Rizieq Jadi Syarat Rekonsiliasi, PDIP: Aneh!
(tsa/tsa)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini