"Jadi begini, tidak semua gempa yang bermagnitudo besar itu menimbulkan tsunami. Tetapi tetap kita lihat dari mekanisme sumber gempanya seperti apa," kata Supervisor On Duty Pusat Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Tsunami, BMKG, Rudy Teguh Imananta di BMKG, Jalan Angkasa, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (8/7/2019).
Jika dilihat dari peregerakan gempa yang mengguncang beberapa daerah di Sulawesi Utara dan Maluku Utara itu, gempa cenderung naik dan mendatar (oblique). Menurut Rudy mekanisme gempa tersebut tidak menimbulkan tsunami.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan kebetulannya gempa tadi malam itu mekanismenya sumbernya naik tapi ada sedikit oblique (naik dan mendatar) dan itu yang tidak menimbulkan tsunami," kata dia.
Lebih lanjut, Rudy menjelaskan bahwa mekanisme getaran gempa di barat daya Ternate tersebut tumbukan tidak murni naik-turun. Namun getarannya hanya ke samping-bawah atau ke samping-depan.
"Tumbukannya tidak naik atau turun. Tapi dia agak geser sedikit. Geterannya ke samping ke depan atau kesamping ke bawah, jadi tidak murni naik atau turun," kata dia.
Sebelumnya, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono mengatakan gempa yang berada pada kedalaman 49 km itu, memang cukup besar. Namun kedalaman gempa relatif dalam. Sehingga tidak mengakibatkan adanya perubahan bentuk atau wujud dari lempeng bumi (Deformasi).
"Magnitudo gempa tadi malam memang cukup besar, tapi kedalaman gempanya 49 km, cukup dalam. Jadi karena dalam maka tidak membuat deformasi dasar laut yang memicu tsunami," kata Rahmat Triyono kepada wartawan, Senin (8/7).
Pascagempa M 7, 45 Gempa Susulan Terjadi di Ternate:
(lir/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini