Idris (50), warga yang memanfaatkan air Sungai Ciujung untuk pengairan sawahnya, harus gigit jari. Sebab, sawahnya gagal panen karena air sungai tidak bisa digunakan.
"Pakai air begini 3-5 hari padinya langsung mati. Tiba-tiba padinya merah, jadi gagal panen," kata Idris saat ditemui detikcom di Tirtayasa, Kabupaten Serang, Banten, Jumat (5/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Idris mengaku rugi sampai puluhan juta rupiah karena sawahnya rusak. Belum lagi musim kemarau yang membuat Idris harus menambah ongkos pembelian solar untuk menarik air.
"Kalau musim kemarau begini bisa abis ratusan liter solar," ujarnya.
"Utang saya sudah banyak, saya pasrah saja. Mau dimatiin juga nggak apa-apa," imbuh Idris.
Selain Idris, ada Niman (47), warga yang memanfaatkan air Sungai Ciujung untuk tambak udang miliknya di Desa Tengkurak. Dia menyebut air Sungai Ciujung juga tidak bisa digunakan karena diduga tercemar.
"Tambak udang nggak hasil, udang pada stres kalau ada limbahnya. Bayangin, dari 5 hektare tambak, masa cuma dapat 5 kilo udang," tambahnya.
"Ini sungai sudah kaya got paling besar di Banten," ujar Niman.
(bri/zak)