Sungai yang bermuara di perairan laut Banten ini menghitam pekat seperti comberan raksasa. Sepanjang sungai, mulai jembatan Tirtayasa, sungai menghitam sampai ke pesisir laut.
Selain itu, sungai yang menghitam mengeluarkan bau menyangat dan mengganggu. Lama-kelamaan, bau menyengat membuat pusing kepala.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tamin (50), warga Tirtayasa, mengatakan sungai menghitam sejak 20 hari lalu. Sungai ini, katanya, jadi langganan pembuangan limbah, khususnya dari kawasan industri Serang timur. Banyak warga yang dirugikan akibat menghitamnya sungai ini.
"Ini kalau sudah menghitam, baunya menyengat, kemungkinan air limbah. Apalagi kalau musim kemarau, baunya nyengat," kata Tamin kepada detikcom di Tirtayasa, Kabupaten Serang, Banten, Jumat (5/7/2019).
Saat sungai mulai tercemar, ikan di sepanjang sungai mati karena keracunan. Warga tak ada yang berani mengambil karena takut beracun. Begitu air laut pasang, ikan terbawa arus ke laut.
"Pada langsung mati ikannya, ada kali berton-ton," ujarnya.
Hal serupa diungkapkan Niman (47), yang tinggal di Desa Tengkurak, di sepanjang Sungai Ciujung. Sungai ini, menurutnya, jadi langganan pembuangan limbah. Saat musim kemarau, baunya mengganggu warga.
"Dulu ini sungai airnya bisa diminum. Warga juga banyak manfaatkan air sungai ini," ujarnya.
Sejak sungai jadi langganan buangan limbah, warga hanya mendapatkan kompensasi pompa air yang dipusatkan di tengah desa. Itu pun digunakan bergantian untuk kebutuhan warga mandi dan mencuci.
"Ya cuma itu dikasih pompanisasi, itu buat kebutuhan air bersih warga," ujarnya.
![]() |
(bri/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini