Bambang Soesatyo mengakui perolehan suara dan kursi di DPR Partai Golongan Karya di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto cukup bagus, mengingat partai berlambang pohon beringin itu selama masa 2014-2019 banyak didera prahara. Namun, menurut Bambang, yang juga Wakil Koordinator Bidang Pratama DPP Partai Golkar, perolehan suara partai semestinya bisa lebih baik lagi.
Politikus yang akrab disapa Bamsoet itu kemudian merujuk gaya kepemimpinan Akbar Tandjung pada 1999-2004 dan Aburizal Bakrie (Ical) pada 2009-2014. Akbar, menurut dia, menghadapi prahara lebih hebat.
Kala itu banyak desakan agar Partai Golkar dibubarkan, tapi yang terjadi kemudian malah menjadi pemenang pemilu. "Itu karena Pak Akbar rajin turun ke bawah menyambangi pengurus DPD I dan II," ujar Bamsoet kepada tim Blak-blakan detikcom.
Baca juga: Partai Golkar Melepas DPR, Mengincar MPR |
Sementara Ical disebut banyak membantu dana operasional bagi para pengurus daerah. Besarannya sekitar Rp 5 juta untuk pengurus tingkat II dan Rp 25-50 juta untuk tingkat II. "Kalau sekarang saya tidak tahu. Tanya saja pengurus daerah," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk diketahui, perolehan suara nasional berada di urutan ketiga setelah PDIP dan Gerindra. Tapi untuk perolehan kursi di DPR, Golkar berada di urutan kedua dengan 85 kursi, sedangkan Gerindra 78 kursi. Raihan itu dianggap merosot dibanding pada Pemilu 2014 dengan 91 kursi.
Menurut Bamsoet, perolehan suara dalam pemilu merupakan ukuran keberhasilan sebuah partai sehingga dia sepakat dengan usulan agar segera dilakukan rapat pleno DPP untuk melakukan evaluasi.
Sebelumnya, kepada tim Blak-blakan detikcom, Ketum Golkar Airlangga Hartarto mengatakan, dalam waktu 1,5 tahun dia bisa mengangkat elektabilitas partai dari 7 menjadi 13 persen.
Selengkapnya tonton Blak-blakan Bambang Soesatyo, 'Dukung Jokowi Harga Mati' di detikcom.
(erd/jat)