Kasi Logistik BPBD Trenggalek, Putut Mahendradata, mengatakan desa-desa yang terdampak krisis air terbagi di tiga kecamatan yakni Kecamatan Panggul meliputi Desa Besuki, Karangtengah, Nglebeng, Terbis dan Desa Ngrencak. Kecamatan Suruh meliputi Desa Mlinjon dan Kecamatan Tugu di Desa Gading.
"Kalau sebelumnya ada empat desa, tambahannya tiga desa itu adalah Ngrencak, Mlinjon dan Gading. Desa-desa itu sudah mengajukan permohonan bantuan air bersih ke BPBD," kata Putut Mahendradata, Kamis (4/7/2019).
Namun khusus Desa Gading, pihak pemerintah desa sempat kembali mendatangi BPBD agar tidak mengirimkan bantuan terlebih dahulu, sebab beberapa titik mata air ternyata masih bisa dimanfaatkan oleh warga.
"Kalau kekeringan memang sudah terjadi hanya saja masih ada sumber yang bisa dimanfaatkan, nah kami akan menunggu, kalau memang kondisinya semakin oarah ya nanti akan kami kirim bantuan air," jelasnya.
Putut mengaku, desa-desa yang terdampak kekeringan tersebut rata-rata berada di kawasan lereng perbukitan tandus dan rutin mengalami kekeringan setiap tahunnya. Sebagian sumber air di perkampungan warga telah mengering dan tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Terkait kondisi itu BPBD telah menyiapkan strategi penanganan dan pendistribusian air bersih apabila kondisinya semakin meluas.
"Untuk sementara masih bisa teratasi dengan baik, penanganan bantuan juga masih mencukupi dengan anggaran penyediaan air bersih pada APBD induk," ujarnya.
Sementara itu Bupati Trenggalek juga belum menetapkan kejadian kekeringan di tujuh desa tersebut sebagai bencana. Status bencana baru akan ditetapkan apabila kondisinya semakin parah dan membutuhkan anggaran tambahan dari Biaya Tidak Terduga (BTT).
"Nanti kalau memang sudah ditetapkan bencana maka kami bisa menggunakan BTT, maupun meminta bantuan dari BPBD Jatim," tandasnya.
(fat/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini