Klaim mayoritas pengurus wilayah setuju PAN berkoalisi dengan pemerintahan Jokowi periode kedua diungkapkan Waketum PAN Viva Yoga Mauladi. Pernyataan ini disebut Viva Yoga didasari pertemuan puluhan pengurus wilayah dengan Ketum PAN Zulkifli Hasan.
"Diskusi informal antara pimpinan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dan pimpinan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) sudah dilakukan. Dari 34 DPW, yang hadir sekitar 30 DPW," kata Viva kepada wartawan, Rabu (3/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diskusi informal itu, menurut Viva Yoga, digelar di kediaman Zulkifli, kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan, pada 27 dan 30 Juni.
Viva Yoga menjelaskan diskusi itu membahas evaluasi Pemilu 2019 serta sikap PAN setelah MK memutuskan menolak gugatan hasil pilpres yang diajukan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, pasangan capres-cawapres yang juga didukung PAN.
"Ternyata sikap partai sebagai oposisi tidak berbanding lurus dengan perolehan suara partai," kata Viva soal evaluasi hasil perolehan suara partainya.
Namun pernyataan Viva Yoga soal mayoritas pengurus wilayah ingin merapat ke koalisi Jokowi disangsikan anggota Dewan Kehormatan PAN Dradjad Wibowo.
"Saya sangat menyangsikan pernyataan tersebut karena, jika bertemu secara pribadi, banyak pimpinan DPW yang sejujurnya lebih senang PAN konsisten di luar pemerintahan. Untuk DPD di kota dan kabupaten, malah lebih banyak lagi yang bersikap seperti itu," kata Dradjad Wibowo.
Dradjad, yang juga orang dekat Amien Rais, mengaku malu atas pernyataan-pernyataan dari sejumlah pengurus DPP yang bernada merapat ke pemerintah Jokowi.
"Salah satu alasannya, mereka tidak sanggup menatap wajah pemilih di daerah jika ditanya mengapa PAN politiknya zig-zag. Mereka khawatir pemilih marah. Saya malu sebenarnya dengan kengototan sebagian pengurus DPP PAN masuk koalisi Pak Jokowi. Malunya tiga kali lipat," ucap Dradjad.
Padahal, menurutnya, banyak kalangan dari koalisi Jokowi yang menolak PAN masuk pemerintahan.
Dradjad juga malu karena, menurutnya, PAN tampak sebagai parpol yang tidak konsisten dan berdampak pada ketidaksukaan masyarakat.
Buah dari ketidaksukaan rakyat terhadap sikap inkonsisten PAN, disebut Drajad, sudah tampak dari hasil Pileg 2019. Di mana perolehan suara dan kursi PAN di DPR, menurutnya, merosot.
"Ketiga, malu kepada pemilih PAN dalam Pileg 2019. Suara dan kursi PAN banyak disumbang dari provinsi di mana Prabowo-Sandi menang, seperti di Sumatera dan Jabar. Bisa-bisa mereka nanti tidak percaya lagi kepada PAN," jelas dia.
"Berpolitik itu perlu konsisten. Saya berharap nanti PAN sebagai organisasi akan menjadi parpol yang benar-benar konsisten. Sesuai dengan kata 'Amanat' di dalam nama PAN," imbuh Dradjad.
Halaman 2 dari 2
Simak Video "Video Prabowo soal Didukung PAN Nyapres Lagi: Nanti Lah Itu, Kerja Dulu"
[Gambas:Video 20detik]
(fdn/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini