Kuota SMA Solo Sudah Penuh dari Zonasi 1,3 Km, Pakai SKD Palsu?

Kuota SMA Solo Sudah Penuh dari Zonasi 1,3 Km, Pakai SKD Palsu?

Bayu Ardi Isnanto - detikNews
Selasa, 02 Jul 2019 16:53 WIB
Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikcom
Solo - Hari kedua Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Jawa Tengah, kuota SMA di Solo sudah dipenuhi pendaftar dari jarak yang cukup dekat. Orangtua murid menduga ada praktik kecurangan terkait penerbitan Surat Keterangan Domisili (SKD).

Salah satu orang tua peserta PPDB, Bambang Saptono, mendaftarkan anaknya di SMAN 4 Surakarta. SMA itu merupakan sekolah terdekat dari rumahnya, yakni berjarak sekitar 2,5 km.

"Sekarang sudah terlempar dari SMAN 4, dapatnya SMA di Colomadu, Karanganyar yang jaraknya 8 km. Katanya zonasi itu mendekatkan sekolah, tapi kok dapatnya sekolah yang jauh," kata Bambang, Selasa (2/7/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Atas kekecewaannya itu, dia melakukan aksi tunggal menolak sistem zonasi dan meminta agar PPDB diulangi. Aksi digelar di bundaran Gladag, Jalan Slamet Riyadi, Solo.

Menurutnya, pendaftar SMA di Solo saat ini dipenuhi orang-orang yang tinggal dalam satu kelurahan dengan SMA tersebut. Dia menduga banyak peserta yang memanfaatkan SKD agar bisa diterima di SMA pilihannya.

"Mana mungkin ada ratusan orang pendaftar yang tinggal dalam satu kelurahan dari sekolah. Saya menduga mereka pakai SKD abal-abal," katanya.

Dalam situs PPDB Online Jateng, memang benar kondisi itu terjadi, terutama pada sekolah yang dianggap favorit, misalnya SMAN 1, SMAN 3, SMAN 4 dan SMAN 7.

Sampai sore ini, pendaftar masuk SMAN 7 berjarak terjauh 1,2 km, SMAN 4 berjarak terjauh 1,3 km, SMAN 3 berjarak terjauh 1,5 km dan SMAN 1 berjarak terjauh 1,6 km. Rata-rata sekolahan memiliki kapasitas 200-an siswa.

"Saya sudah lapor ke BP2MK (Balai Pengendali Pendidikan Menengah dan Khusus), katanya sudah diverifikasi oleh sekolah. Padahal bisa saja sudah kerja sama dengan RT atau RW agar diloloskan," katanya.

Sementara itu, Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Surakarta sekaligus Kepala SMAN 4 Surakarta, Agung Wijayanto mengaku belum mendapati temuan penyalahgunaan SKD. Timnya pun telah diterjunkan untuk memverifikasi lapangan.

"Sampai saat ini belum ada temuan. Kami juga sudah menerjunkan tim untuk memverifikasi langsung, tidak hanya ke kelurahan tapi ke warga sekitar mencari tahu apakah benar yang bersangkutan tinggal di tempat tersebut," katanya.




Simak Juga 'Meski Tuai Pro-Kontra, Perpres PPDB Sistem Zonasi Segera Dikukuhkan':

[Gambas:Video 20detik]




(bai/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads