Menteri Malaysia Dikritik terkait Kunjungan ke Kamp Uighur di Xinjiang

Menteri Malaysia Dikritik terkait Kunjungan ke Kamp Uighur di Xinjiang

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 01 Jul 2019 20:57 WIB
Ilustrasi (BBC World)
Kuala Lumpur - Menteri Urusan Agama dalam Departemen Perdana Menteri Malaysia, Mujahid Yusof Rawa, dihujani kritik terkait kunjungannya ke kamp untuk etnis minoritas muslim Uighur di Xinjiang, China. Mujahid dikritik karena menyebut kamp untuk Uighur sebagai 'institusi kejuruan dan pelatihan'.

Seperti dilansir AFP, Senin (1/7/2019), Mujahid diketahui melakukan kunjungan ke China selama tujuh hari pada pekan lalu. Dalam kunjungan itu, Mujahid sempat mendatangi Xinjiang, yang menjadi tempat tinggal warga Uighur.

Salah satu foto yang diposting via akun Facebook resmi milik Mujahid menunjukkan orang-orang duduk di dalam sebuah ruang kelas. Foto yang diposting pada 26 Juni lalu diberi keterangan berbunyi 'kunjungan ke institusi kejuruan dan pelatihan' untuk etnis Uighur di wilayah Xinjiang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Salah satu politikus Malaysia, P Ramasamy, menyatakan dirinya 'kecewa dengan Mujahid karena mengikuti slogan resmi China'.

"Tidak ada yang salah dengan mencari investasi dari China atau negara lain. Tapi kemudian, ada slogan yang dilontarkan menyangkut HAM," sebutnya seperti dikutip media lokal Malaysiakini.

Amnesty International mengomentari keterangan dalam postingan Mujahid itu dengan menyebutnya 'sangat mengecewakan'. Disebutkan Amnesty International bahwa Uighur dan minoritas lainnya di Xinjiang menjadi korban 'indoktrinasi politik, ditolak keyakinannya, dianiaya dan dalam beberapa kasus, disiksa'.

"Itu bukanlah 'institusi kejuruan dan pelatihan' yang tampaknya dikunjungi sang menteri," sebut Direktur Eksekutif Amnesty International wilayah Malaysia, Shamini Darshni Kaliemuthu.


Laporan panel PBB sebelumnya menyebut 1 juta warga Uighur dan minoritas muslim lainnya ditahan di kamp-kamp penahanan di Xinjiang. Seorang pejabat PBB bahkan menyebut kamp itu sebagai 'kamp konsentrasi', yang jelas-jelas dibantah oleh China.

Diketahui bahwa otoritas China memilih untuk menyebut kamp-kamp itu sebagai 'pusat pelatihan kejuruan' yang penting dalam memerangi sentimen separatisme dan ekstremisme keagamaan.

Mujahid dalam pernyataannya membela diri dengan menyebut kunjungannya saat itu 'melingkupi aspek-aspek lainnya'. "Termasuk membangun jaringan kerja sama global Malaysia-China untuk saling bertukar pandangan dan informasi soal berbagai isu seperti perdamaian dan agama," sebut Mujahid.




Simak Juga 'Desa Uighur Bak Negeri Dongeng Musim Dingin':

[Gambas:Video 20detik]




(nvc/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads