"Kalau masalah harga, kita ini kan penghobi. Kalau suka, ya otomatis harga mahal ya nggak apa-apa," kata Robby kepada wartawan, Senin (1/7/2019).
Pria 34 tahun yang berdomisili di Depok ini memang gandrung terhadap merpati. Meski bukan pebisnis hewan jenis ini, dia mengaku punya 100 pasang merpati. Dia tahu betul mana merpati yang berkualitas dan mana yang buruk. Kualitas mentereng merpati Jayabaya adalah alasan dia mau menebusnya dengan harga selangit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Merpati Jayabaya diketahuinya selalu memenangi pelbagai kontes. Yang tertinggi, merpati ini disebutnya merupakan juara 1 Liga Merpati Nasional pada 2018 kategori 'Merpati Kolong Meja'.
"Dalam setahun, dia bisa ikut 15 sampai 20 kali lomba. Persentase kemenangannya 70% sampai 80%." kata Robby.
Memang, merpati Jayabaya yang dia bawa pulang tiga hari lalu itu bukannya tak pernah kalah. Merpati itu pernah kalah, tapi secara statistik memang sering menang.
"Meski pernah kalah, tapi dia punya kestabilan. Burung ini yang paling stabil bekerja dalam lomba," kata Wakil Ketua Penggemar Merpati Tinggi Indonesia (PMTI) ini.
Juara 1 lomba merpati tingkat nasional biasanya mendapat hadiah Rp 40-50 juta. Merpati ini dikatakannya tiga kali mendapat juara nasional pada tahun kemarin, termasuk mendapat posisi 10 besar dan ikut kelas perang bintang.
Merpati ini berjenis merpati tinggi kolong meja. Usianya dua tahun dan usia produktif merpati hingga tak lagi bisa ikut lomba adalah 5 atau 6 tahun. Merpati Jayabaya adalah anak pejantan yang kurang berprestasi. Namun siapa sangka, si Jayabaya sudah seharga Rp 1 miliar. Dua pekan lagi, Jayabaya akan ikut lomba di Pangandaran.
(dnu/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini