Awalnya, Jayabaya dibeli oleh Aris sapaannya pada awal tahun 2018. Sejak itu, Jayabaya menunjukkan keistimewaannya dengan menjuarai berbagai macam lomba khususnya spesialisasi merpati tinggi kolong meja.
"Awalnya memang kalah, karena butuh penyesuaian mungkin. Tapi setelah itu selalu berprestasi," kata Aris kepada detikcom di kandang miliknya, Jalan Cisaranten, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (1/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Beberapa prestasi yang pernah disandang Jayabaya di antaranya:
- Lomnas Sidareja
Lomnas Galunggung
(9 besar)
- Lomnas Karang Nanas
Lomnas Ciekek
(Juara 1)
- Lomnas Wlahar Banyumas
Lomnas Bansel Dongdo
(Juara 1)
- Lomnas KBB Padalarang
(Juara 2)
- Lomnas Majenang
(Juara 4)
- Lomnas Padaherang Pangandaran
(Juara 1 Klasmen PMTI 2018)
- Lomnas Anniversary Bansel
(Juara 3 Klasmen Bansel 2018)
"Sebelum dipegang saya juga, Jayabaya pernah juara 1 Anniversary Bansel. Prestasi tertinggi itu pas juara 1 klasmen PMTI 2018," tutur Aris.
![]() |
"Dalam satu tahun bisa dapat prestasi belasan itu luar biasa. Belum ada yang bisa menyamai rekor Jayabaya," ujarnya.
Diakuinya banyak keuntungan yang didapatnya melalui prestasi Jayabaya. Terutama pundi-pundi rupiah dari setiap perlombaan yang jumlahnya puluhan juta setiap perlombaan.
"Rata-rata kan setiap perlombaan total hadiah Rp 75 juta sampai ratusan juta tergantung pesertanya," ucap Aris.
Ia mengaku Jayabaya bukan burung pertama yang dijualnya kepada Robby. Sebelumnya, ia juga pernah menjual salah satu burung merpatinya dengan harga Rp 85 juta.
"Jadi Jayabaya ini burung kedua yang saya jual. Saya memang punya kandang sendiri buat pelihara burung lomba. Saya punya 40-50 burung merpati," kata Aris.
(mud/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini