Duterte Ancam Penjarakan Rival Politik yang Berupaya Memakzulkannya

Duterte Ancam Penjarakan Rival Politik yang Berupaya Memakzulkannya

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 28 Jun 2019 15:52 WIB
Rodrigo Duterte (BBC World)
Manila - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, mengancam akan memenjarakan rival politiknya jika mereka berupaya memakzulkan dirinya. Pernyataan terbaru Duterte ini oleh pejabat tinggi PBB dan kelompok anggota parlemen negara-negara Asia disebut sebagai pola persekusi dan serangan terhadap kebebasan berbicara.

Seperti dilansir AFP, Jumat (28/6/2019), komentar keras Duterte ini dilontarkan saat dia diberondong tuduhan memihak China dalam insiden tenggelamnya kapal nelayan Filipina setelah ditabrak kapal China pada 9 Juni lalu, yang terjadi di dalam Zona Ekonomi Eksklusif (EEZ) Filipina.

Duterte menggaungkan pernyataan otoritas China yang menyebut insiden itu merupakan sebuah kecelakaan, bukan kesengajaan. Bahkan Duterte membiarkan kehadiran nelayan-nelayan China di dalam EEZ Filipina, dengan menyebut dia mengizinkannya demi persahabatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Para pengkritik Duterte, termasuk kalangan mantan pejabat tinggi Filipina, menyebut Duterte melanggar Konstitusi Filipina dan layak dimakzulkan.

"Saya? Akan dimakzulkan? Saya akan memenjarakan mereka semuanya," ucap Duterte kepada wartawan setempat saat ditanya soal upaya pemakzulan.

"Coba saja lakukan (pemakzulan-red) dan saya akan melakukannya (memenjarakan-red). Anak pelacur," ujar Duterte mengumpat.

"Saya menantang Anda untuk melakukannya. Anda sungguh ingin membuat saya melakukannya? Oke. Anda semua anak pelacur, lakukan saja. Iya. Ajukan saja," cetus Duterte.


Laporan Parlemen ASEAN untuk HAM menegur pemerintahan Duterte untuk hal yang disebut sebagai ancaman dan retorika agresif dan dakwaan-dakwaan kriminal yang direkayasa terhadap musuh-musuhnya, yang mengarah pada 'upaya sengaja untuk memberangus kritik dan memperlemah pengawasan dan keseimbangan (check and balance).

Komisioner Tinggi HAM PBB, Michelle Bachelet, menyebut ada 'risiko kekerasan sangat nyata' terhadap warga Filipina yang berani bersuara. Dia menekankan bahwa ancaman-ancaman dilontarkan secara terang-terangan oleh pejabat negara.

Sementara popularitas Duterte meningkat sejak pemilu sela, insiden kapal tenggelam mengarahkan perhatian publik Filipina ke celah yang ada dalam kebijakan luar negeri Duterte, yang menganut sikap non-konfrontasi dengan China sebagai pertukaran dengan insentif ekonomi.

Beberapa pengamat menyebut tawaran pinjaman infrastruktur dengan bunga tinggi dan janji-janji investasi besar China telah memenangkan persetujuan Duterte. Namun dengan sebagian besar dari hal itu belum terlaksana dan China terus memiliterisasi pulau-pulau buatannya juga memperkuat milisi penangkapan ikan, Duterte berisiko tampak seperti ditipu.


Saat ditanya lebih lanjut soal ancaman Duterte memenjarakan rival-rival politiknya, juru bicara kepresidenan Filipina, Salvador Panelo, menyebut Duterte hanya kesal karena orang-orang tidak bisa melihat bahwa dia memegang teguh kepentingan negara di hatinya.

"Dia tidak bisa memahami kenapa orang-orang menentang kebijakannya," tutur Panelo kepada wartawan setempat.



Simak Juga 'Hii.. Presiden Duterte Digerayangi Kecoak Saat Pidato':

[Gambas:Video 20detik]


Duterte Ancam Penjarakan Rival Politik yang Berupaya Memakzulkannya



(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads