Dilansir dari AFP, Selasa (4/6/2019), pernyataan itu disampaikan Duterte saat tampil di hadapan komunitas Filipina di Tokyo, Jepang, minggu lalu. Selama pidatonya, Duterte mengatakan salah satu kritikusnya yang terkenal, Senator Antonio Trillanes, adalah gay.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi wanita cantik menyembuhkanku," ucap Duterte merujuk pada mantan istrinya.
Sebelum ucapan ini, Duterte kerap bersentuhan dengan kontroversi. Mulai dari menerapkan kebijakan tembak mati para penjahat narkoba hingga yang terbaru saat dia menyatakan akan mundur jika ada yang bisa membuktikan Tuhan itu memang ada.
Seperti dirangkum dari berbagai sumber yang dikutip detikcom, sosok Duterte sejak lama dikenal blak-blakan dan kasar. Meskipun sebagai pemimpin, dia dikenal tegas dan keras, namun tak sedikit komentarnya menuai kritik karena dianggap provokatif dan kontroversial.
Duterte pernah menjabat sebagai Wali Kota Davao selama tujuh periode sejak tahun 1988 sebelum menjabat Presiden Filipina tahun 2016. Berikut sejumlah kontroversinya:
1. Sebut Paus Fransiskus sebagai Anak Pelacur
Duterte pernah menyebut Paus Fransiskus, dengan sebutan 'anak pelacur' saat kampanye tahun 2015. Saat itu, Duterte mengomentari kunjungan Paus Fransiskus ke Manila pada Januari 2015 yang memicu kemacetan parah.
"Dibutuhkan waktu 5 jam bagi kami untuk bergerak dari hotel menuju bandara. Saya tanya, siapa yang datang. Mereka bilang, ada Paus (Fransiskus). Saya ingin meneleponnya. 'Paus, anak pelacur, pulanglah. Jangan datang ke sini lagi'," ucap Duterte saat itu.
Gereja Katolik Roma pun mengecam Duterte. Namun, kecaman hanya berdampak kecil pada popularitas Duterte.
Duterte kemudian mengirimkan surat permintaan maaf kepada Paus Fransiskus dan dalam respons terhadap surat permintaan maaf tersebut, Paus Fransiskus menyampaikan doanya. Selain ke Paus Fransiskus, Duterte juga pernah melontarkan kata-kata kasar pada Uskup Filipina tahun 2016 lalu.
2. Terang-terangan Mengancam Tembak Mati Penjahat
Pada 2017, Duterte pernah melontarkan pernyataan keras untuk para penjahat di Filipina. Dia menyatakan dirinya sendiri yang akan menembak para penjahat, termasuk para pemerkosa.
Komentar ini disampaikan Duterte setelah polisi Filipina dituding melanggar HAM dengan menembak mati ribuan penjahat narkoba. Saat itu, Duterte mengatakan dirinya siap untuk membunuh para penjahat.
"Mereka yang memperkosa anak-anak, yang memperkosa perempuan.... jika kalian tidak menginginkan polisi, saya ada di sini sekarang. Saya akan menembak mereka. Itu benar! Jika tak ada yang berani, saya yang akan menarik pelatuknya," cetus Duterte saat itu.
3. Ancam Tembak Kelamin Pemberontak Wanita
Human Rights Watch (HRW) mengecam pernyataan Duterte yang menyebut tentara Filipina harus menembak pemberontak komunis perempuan di alat kelaminnya agar membuat hidup mereka "tidak berguna". Pernyataan itu disebut sebagai 'serangkaian pernyataan misoginis, menghina dan merendahkan perempuan' yang HRW mendorong untuk melakukan kekerasan seksual selama konflik bersenjata.
4. Mencium Bibir Wanita Saat Kunjungan di Korsel
Presiden Duterte kembali memicu kontroversi saat mencium bibir seorang wanit asal Filipina dalam sebuah acara bersama warga Filipina di Seoul, Korea Selatan (Korsel) pada awal Juni 2018. Duterte mencium bibir wanita bernama Bae Kim yang telah menikah itu, usai memberinya sebuah buku.
Ibaratnya ciuman itu imbalan untuk Duterte atas pemberian itu. Pria 73 tahun itu menyebut mencium wanita adalah kebiasaannya selama kira-kira 22 tahun sejak menjabat Wali Kota Davao hingga Presiden Filipina.
"Selama kampanye saat saya menjadi Wali Kota, saya mencium setiap wanita di sana, dari bibir ke bibir," ucap Duterte.
Baca juga: Sebut Tuhan Bodoh, Duterte Banjir Kecaman |
5. Menyebut Tuhan Bodoh
Pada akhir Juni 2018, Duterte dikecam banyak pihak setelah menyebut Tuhan itu bodoh. Sejumlah pihak menyebut Duterte 'jahat' dan 'psikopat'.
Ucapan kontroversial itu dilontarkan Duterte saat mengomentari kisah dalam kitab suci umat Kristiani mengenai kejadian Hawa tergoda dengan sebuah apel di Taman Eden. Saat itu dalam acara yang disiarkan televisi, Duterte menyinggung soal mengapa Tuhan menciptakan Adam dan Hawa hanya untuk membiarkan mereka jatuh ke dalam godaan yang merusak kesucian mereka.
"Siapa Tuhan bodoh ini?" cetus Duterte seperti dilansir The Star, Selasa (26/6). "Bagaimana Anda bisa merasionalisasi Tuhan? Apakah Anda percaya?" katanya lagi.
6. Mengaku akan Mundur Jika Ada yang Bisa Buktikan Keberadaan Tuhan
Usai menyebut Tuhan itu bodoh, Duterte kembali melontarkan pernyataan kontroversial soal Tuhan di hadapan publik. Duterte bersumpah akan mengundurkan diri jika umat Nasrani bisa membuktikan padanya bahwa Tuhan memang ada.
"Jika siapa saja dari Anda di sana, kelompok yang suka ribut, yang mengatakan bahwa Anda pernah ke surga, berbicara dengan Tuhan, melihatnya secara pribadi, dan bahwa Dia itu ada, Tuhan yang merupakan Tuhan Anda, dan jika Dia memang sungguh ada, saya akan mengundurkan diri dari kepresidenan malam ini," ujar Duterte dalam pidato terbarunya seperti dilansir media Filipina, Philippine Star dan CNN Philippines.
"Saya hanya butuh satu saksi yang mengatakan, 'Wali Kota, orang-orang bodoh di gereja memerintahkan saya untuk pergi ke surga dan berbicara dengan Tuhan. Tuhan sungguh ada. Kita berfoto bersama dan saya membawa sebuah selfie," imbuhnya dalam bahasa Tagalog.
7. Mengaku Gay dan Sembuh Berkat Wanita Cantik
Kini, Duterte kembali membuat kontroversi. Dia mengatakan dirinya pernah menjadi gay namun bisa 'sembuh' berkat seorang wanita cantik yang merupakan mantan istri pertamanya.
Pernyataan Duterte itu dilontarkan saat bicara di hadapan komunitas Filipina di Tokyo minggu lalu. Dalam pidatonya, Duterte mengatakan salah satu kritikusnya yang terkenal, Senator Antonio Trillanes, adalah gay.
"Trillanes dan aku mirip. Tapi aku menyembuhkan diriku sendiri," katanya.
"Jadi wanita cantik menyembuhkanku," sambungnya.
Peryataannya itu dikecam kelompok advokasi gay dan transgender. Menurut kelompok itu, pernyataan Duterte muncul dari ketidaktahuan.
Halaman 2 dari 4
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini