"Mari kita hormati dan patuhi keputusan MK terkait sengketa perselisihan hasil Pilpres 2019. Seluruh tahapan hukum sudah dijalani sesuai aturan yang ada. Saatnya kita kembali bergandengan tangan. Tidak perlu ada lagi pengerahan massa. Pihak yang kalah harus legawa, yang menang jangan jemawa," kata Bamsoet dalam keterangan tertulis, Jumat (28/6/2019).
Hal itu disampaikan Bamsoet dalam acara halalbihalal Korps Alumni HMI (KAHMI) di Rumah Dinas Ketua DPR RI, Jakarta, pada Kamis (27/6) malam. Hadir dalam acara tersebut antara lain Ketua Dewan Penasihat KAHMI Akbar Tanjung, Koordinator Presidium KAHMI Hamdan Zoelva, Rektor Universitas Airlangga Prof Mohammad Nasich, serta Ketum HIPMI Bahlil Lahadalia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bamsoet berharap saat ini tidak ada lagi kubu 01 atau 02. Persatuan dan kesatuan bangsa, menurutnya, harus diutamakan di atas kepentingan pribadi atau kelompok.
"Sudah tidak ada lagi 01 atau 02. Yang ada 03, yaitu persatuan Indonesia, sesuai sila ke-3 Pancasila. Kita harus bersatu kembali membangun sinergi dan kekuatan untuk kemajuan umat, bangsa, dan negara," ucap Bamsoet.
Bamsoet yang juga Dewan Pakar KAHMI ini meminta KAHMI menjadi kekuatan yang melakukan mediasi demi terwujudnya rekonsiliasi antarkubu yang sempat berkompetisi dalam Pemilu 2019. Apalagi, kata Bamsoet, banyak tokoh KAHMI dan HMI yang punya jaringan luas dan bisa dimanfaatkan untuk membangun bangsa.
"KAHMI dan HMI punya networking yang sangat kuat, yang bisa menjadi kekuatan dalam membangun bangsa. Sumber daya alumni HMI sangat luar biasa, tinggal digerakkan agar menjadi kekuatan yang produktif untuk memajukan bangsa dan negara," tuturnya.
Selain berbicara soal putusan MK dan rekonsiliasi, Bamsoet menyinggung soal transformasi yang harus dilakukan HMI. Menurutnya, kalau tak melakukan perubahan, HMI akan tergilas oleh perkembangan zaman.
"HMI sendiri harus mampu melakukan transformasi. Sekarang kita berada di era Revolusi Industri 4.0, semua serba internet, serba online, dan serba digital. Dalam era disruption dewasa ini, motonya bukan lagi yang besar mengalahkan yang kecil, tapi yang cepat mengalahkan yang lambat. Jika HMI tidak cepat melakukan perubahan, ia akan tergilas oleh perkembangan zaman," kata Bamsoet.
Sementara itu, Ketua Dewan Penasihat KAHMI Akbar Tanjung yang hadir mengaku bangga dengan banyaknya kader KAHMI yang menduduki posisi penting di pemerintahan dan berbagai bidang profesi. Ia berharap kader-kader KAHMI yang tersebar di berbagai partai politik bisa mencapai posisi puncak sebagai ketua umum.
"Saya dengar Adinda Bambang Soesatyo yang saat ini Ketua DPR ingin maju mencalonkan diri menjadi Ketua Umum Partai Golkar. Saya menjadi Ketua Umum Partai Golkar karena kepandaian dan kemampuan saya. Jadi kalau ingin menjadi Ketua Umum Partai Golkar, haruslah pandai-pandai. Saya dukung karena kita sepakat kader-kader kita harus menduduki berbagai posisi penting," ujar Akbar.
Simak Juga 'Pilpres 2019 Sudah Final, Saatnya Jokowi-Prabowo Berangkulan':
(azr/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini