Seperti dilansir Reuters, Kamis (27/6/2019), FAA sendiri tidak menyebut lebih detail soal masalah baru yang ditemukan pada pada Boeing 737 MAX. Laporan menyebut masalah baru itu bisa mendorong hidung pesawat ke bawah saat ada di udara.
Sejumlah sumber yang memahami isu ini menuturkan kepada Reuters bahwa masalah baru itu ditemukan saat tes simulator Boeing 737 MAX yang dilakukan pekan lalu. Tidak diketahui secara jelas apakah masalah itu bisa ditangani dengan perbaikan software atau membutuhkan perbaikan hardware yang lebih rumit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bulan lalu, perwakilan FAA menyatakan kepada anggota-anggota industri penerbangan global bahwa izin terbang kembali untuk Boeing 737 MAX bisa paling cepat dirilis akhir Juni.
Boeing sendiri tengah mengupayakan perbaikan sistem anti-stall yang disebut MCAS, sejak jatuhnya Lion Air JT 610 pada Oktober 2018 yang diyakini sistem MCAS berulang kali mendorong hidung pesawat ke bawah dan membuat pilot kesulitan mengendalikan pesawat. Jatuhnya Ethiopian Airlines ET 302 yang terjadi Maret 2019, atau kurang dari lima bulan setelah tragedi Lion Air, juga disinyalir melibatkan MCAS. Total 346 orang tewas dalam dua kecelakaan maut itu.
"Soal isu terkini, proses FAA dirancang untuk menemukan dan menyoroti risiko-risiko potensial. FAA baru-baru ini menemukan sebuah risiko potensial yang harus dimitigasi oleh Boeing," demikian pernyataan terbaru FAA kepada Reuters.
"FAA akan mencabut perintah larangan untuk pesawat tersebut (Boeing 737 MAX) ketika kami anggap aman untuk melakukannya," tegas FAA.
Dua sumber yang memahami isu ini menuturkan kepada Reuters bahwa seorang pilot penguji dari FAA saat tes simulator, pekan lalu, menjalankan sejumlah skenario agar bisa secara tidak sengaja mengaktifkan sistem MCAS. Dalam salah satu skenario saat sistem MCAS aktif, ternyata dibutuhkan waktu lama untuk memulihkan sistem pemangkas stabilisator atau stabilizer trim system yang digunakan untuk mengendalikan pesawat.
Secara terpisah, dua sumber yang dikutip CNN menyebut bahwa pilot penguji menemukan adanya kegagalan mikroprosesor yang bisa mendorong hidung pesawat ke daratan. Mikroprosesor merupakan sirkuit terpadu atau integrated circuit (IC) yang dipakai sebagai otak utama dalam sistem komputer.
Disebutkan sumber itu bahwa situasinya menjadi 'sulit bagi pilot penguji untuk mengatasinya dalam hitungan detik' saat menguji coba potensi kegagalan mikroprosesor dalam simulasi. "Dan jika Anda tidak bisa mengatasinya dalam hitungan detik, maka itu menjadi risiko yang tidak masuk akal," ujar sumber tersebut.
Tidak diketahui secara jelas apakah masalah baru pada Boeing 737 MAX ini bisa ditangani dengan software update ataupun memprogram ulang software, atau dibutuhkan penggantian mikroprosesor fisik pada setiap pesawat Boeing 737 MAX.
Simak Video Sudah Uji Terbang, Boeing Siap Sertifikasi 737 MAX:
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini