Kepala Pelaksana BPBD Jatim Suban Wahyudiono mengatakan musim kemarau memang mulai memasuki wilayah Jatim. Sedangkan bencana yang rawan terjadi biasanya kekeringan hingga kebakaran hutan. Namun pihaknya telah melakukan berbagai persiapan.
"Ada perubahan paradigma kalau dulu ada bencana direspons, kalau sekarang kita ke langkah preventif, apa bencananya dan preventifnya seperti apa," kata Suban kepada detikcom di Surabaya, Senin (24/6/2019).
Suban mengatakan pihaknya telah mengirim surat imbauan kewaspadaan bencana kepada seluruh kepala daerah di Jatim. Suban menyebut, puncak kekeringan akan terjadi di bulan Agustus.
"Antisipasi musim kemarau 2019 itu kan ada bencana kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, kenapa antisipasi karena kita juga membuat surat imbauan kewaspadaan perihal perkiraan perubahan cuaca ini pada bupati wali kota, bahwa Juni sudah masuk musim kemarau. Kami mohon antisipasi pada puncak kemarau musim kemarau di Agustus," imbuhnya.
Selain itu, Suban mengaku telah melakukan rapat koordinasi dengan BPBD setiap daerah. Rakor tersebut untuk memetakan daerah mana saja yang membutuhkan perhatian khusus karena rawan kekeringan.
"Yang kedua BPBD Jatim melaksanakan rapat koordinasi dengan BPBD Kabupaten kota untuk memetakan kira-kira jumlah desa mana saja yang rawan bencana kekeringan, dan mana saja yang kebutuhan air bersihnya itu seperti apa," lanjut Suban.
Dari segala persiapan ini, Suban berharap masalah kekeringan di Jatim bisa diatasi dengan baik. Sehingga warga tidak sampai merasa kekurangan air bersih untuk minum, memasak hingga mandi. (hil/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini