Dalam aksi demo hari ini, awalnya para demonstran turun ke jalan-jalan di Hong Kong dan kemudian berkumpul secara damai di luar gedung parlemen atau Gedung Dewan Legislatif Hong Kong pada Jumat (21/6) pagi waktu setempat. Seperti dilansir dari kantor berita AFP, Jumat (21/6/2019), dalam aksinya para demonstran yang meneriakkan slogan-slogan antipemerintah, sempat memblokade jalan utama kota tersebut. Mereka kemudian bergerak menuju markas kepolisian.
Dalam aksi terbarunya, para demonstran meluapkan kemarahan dan frustrasi pada Lam, yang mengajukan lalu menunda pembahasan RUU ekstradisi usai unjuk rasa besar-besaran menentang RUU tersebut. Tuntutan resmi demonstran adalah pencabutan sepenuhnya RUU ekstradisi dan Lam mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Chief Executive Hong Kong.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akhir pekan lalu, Lam menunda pembahasan RUU ekstradisi hingga waktu yang tidak ditentukan. Namun kekhawatiran masih muncul karena RUU ini tidak dicabut sepenuhnya. Unjuk rasa pun terus digelar, yang pekan lalu memicu bentrokan sengit dengan polisi terpaksa menembakkan peluru karet dan gas air mata.
Lam telah meminta maaf terhadap seluruh warga Hong Kong atas krisis politik yang terjadi di wilayah tersebut. Namun dia mengabaikan seruan agar dirinya mundur. Awal pekan ini, seorang pejabat senior Hong Kong yang dekat dengan Lam, menyebut pemerintah China tidak akan membiarkan Lam mengundurkan diri jika memang dia berniat mundur di tengah desakan publik.
Simak Juga 'Hong Kong Kembali Normal, Tapi Pendemo Belum Menyerah':
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini