Hal itu disampaikan Anas Nashikin, yang dihadirkan tim hukum Jokowi-Ma'ruf dalam sidang gugatan sengketa Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi (MK). Anas merupakan panitia pelaksana dalam kegiatan pelatihan saksi dari TKN tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada saat itu, Anas mengaku menjadi moderator ketika Ganjar memberikan materi. Ganjar, disebut Anas, selalu menyampaikan isu yang berkembang di Jawa Tengah itu.
"Kata-kata itu selalu diulang-ulang, selalu didengung-dengungkan," sebut Anas.
Ganjar, lanjut Anas, menyampaikan banyak pihak mengklaim akan menang 80 persen di Jawa Tengah. Namun, faktanya, kemenangan Ganjar tidak sampai perkiraan itu.
"Itu Pak Ganjar ingatkan. Jangan lengah. Meskipun incumbent belum tentu otomatis bisa meraih kemenangan," kata Anas.
Dalam sidang sebelumnya pada Kamis, 20 Juni lalu, saksi yang dihadirkan tim hukum Prabowo Subianto-Sandiaga Uno atas nama Hairul Anas Suaidi mengaku mengikuti pelatihan saat Ganjar memberikan materi. Hairul Anas mengikuti pelatihan itu sebagai calon anggota legislatif (caleg) PBB.
Menurut Hairul Anas, Ganjar menampilkan materi lembaga survei elektabilitas Jokowi serta memetakan ada 7 provinsi rawan untuk pemenangan Jokowi. Ganjar juga, disebut Hairul Anas, berbicara soal 'aparatur sebaiknya nggak netral'.
"Pak Gubernur itu mengatakan bahwa pemenangan itu, yang saya ingat itu bahwa 'aparatur itu sebaiknya nggak netral'. Jadi beberapa kali disampaikan, 'netral buat apa?', dengan suara yang agak kencang, dan berkali-kali sekitar 3 atau 4 kali," kata Hairul Anas saat bersaksi dalam persidangan itu.
"Di hari kedua, sesi pagi disampaikan bahwa aparat sebaiknya yang membela 01, ya kita harus confidence, dalam hal ini 01, bahwa aparat itu sudah mendukung, dan kalau netral buat apa," sambungnya.
Seberapa Kuat Daya 'Magis' dari Saksi Prabowo di MK? Simak Videonya:
(dhn/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini