Kecewa Sistem Zonasi, Emak-Emak di Surabaya Demo di Grahadi

Kecewa Sistem Zonasi, Emak-Emak di Surabaya Demo di Grahadi

Deny Prastyo Utomo - detikNews
Rabu, 19 Jun 2019 12:43 WIB
Wali murid melakukan aksi memprotes sistem zonasi (Foto: Deny Prastyo Utomo)
Surabaya - Puluhan wali murid melakukan aksi di depan Gedung Negara Grahadi. Mereka memprotes Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2019 sistem zonasi yang dinilai karut marut.

Aksi yang didominasi emak-emak ini diawali dengan orasi di depan Taman Apsari di Jalan Gubernur Suryo. Emak-emak ini juga meneriakan hapus zonasi.

"Hapus..hapus sistem zonasi," kata teriak orator aksi dengan mengunakan mega phone di Taman Apsari, Jalan Gubernur Suryo, Rabu (19/6/2019).

Mereka juga berteriak meminta agar bisa ditemui Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.


"Kami yang memilih Bu Khofifah, kami harap Bu Khofifah temui kami. Kami ingin sistem zonasi dihapuskan," teriak orator aksi.

Aksi ini sempat diwarnai pengadangan mobil pelat merah yang melintas di Jalan Gubernur Suryo. Namun petugas Satpol PP segera mencegah massa bertindak lebih jauh dan massa kemudian memperbolehkan mobil pelat merah tersebut melanjutkan perjalanan kembali.

Tak hanya itu, mereka juga ingin masuk Gedung Negara Grahadi, mereka ingin menyampaikan aspirasi kepada Gubernur Jatim. Namun keinginan mereka tidak terpenuhi, anggota Satpol PP yang berjaga di Grahadi tidak memperbolehkan masuk.

Teguh Priatmoko salah satu wali murid mengatakan aksi yang mereka lakukan merupakan spontanitas. Mereka ingin mencari kepastian anak-anak mereka yang lolos sistem zonasi PPDB 2019.

"Kami dijanjikan oleh Dispendik data putra-putri kami tersimpan. Tapi belum ada jawaban anak kami diterima, itu yang menjadi motivasi kami untuk bergerak. Bahwasannya sistem ini tidak benar," ujar Teguh.


Saat ditanya terkait sempat terjadi penghadangan mobil pelat merah, Teguh mengaku jika aksi itu secara spontanitas dilakukan para pendemo.

"Jadi itu adalah tindakan spontanitas dari kami, bahwasannya mobil pelat merah adalah identik dengan pemerintahan. Kami hentikan supaya aspirasi kami didengar. Selebihnya tidak ada tujuan yang lain. Itu hanya bentuk simbolis. Kami para orang tua berangkat tidak ada agenda politik, kami berangkat berdasarkan kasih sayang," tandas Teguh. (fat/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.