Dalam sebuah statemen, Pjs Menteri Pertahanan AS Patrick Shanahan menyatakan bahwa pasukan tambahan tersebut dikirimkan "untuk tujuan pertahanan guna mengatasi ancaman-ancaman berbasis udara, laut dan darat di Timur Tengah."
"Serangan-serangan Iran baru-baru ini memvalidasi intelijen yang handal dan kredibel yang kami terima soal perilaku bermusuhan oleh pasukan Iran dan kelompok-kelompok proksi mereka yang mengancam personel dan kepentingan AS di seluruh wilayah itu," ujar Shanahan seperti dikutip kantor berita AFP, Selasa (18/6/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, pemerintah AS menuding Iran berada di balik serangan terhadap dua kapal tanker minyak di Teluk Oman beberapa hari lalu. Teheran telah membantah keras tuduhan tersebut.
"Amerika Serikat tidak mencari konflik dengan Iran," demikian disampaikan Shanahan dalam statemennya, seraya menambahkan bahwa pengerahan pasukan itu dimaksudkan "untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan personel militer kami yang bekerja di seluruh wilayah dan untuk melindungi kepentingan nasional kami."
Belakangan ini, pemerintahan Presiden Donald Trump meningkatkan ketegangan dengan Iran yang telah menjadi musuh lama AS dan sekutu-sekutu penting AS, yakni Israel dan Arab Saudi. Ketegangan meningkat setelah Trump secara sepihak memutuskan menarik diri dari perjanjian nuklir Iran yang dikenal dengan nama Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) pada tahun 2018. Juga setelah Amerika menerapkan sanksi-sanksi baru terhadap Iran dan secara praktis memaksa negara-negara lain turut mengembargo Iran.
Belum lama ini, Departemen Pertahanan Amerika Serikat telah mengerahkan sebuah kapal induk dan pesawat-pesawat pengebom berkemampuan nuklir ke wilayah Timur Tengah.
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini