"Pemerintah AS dalam dua tahun terakhir, melanggar semua struktur dan aturan internasional dan menggunakan sumber daya ekonomi, keuangan dan militernya, telah mengambil pendekatan agresif dan menghadirkan risiko serius bagi stabilitas di kawasan dan dunia," kata Rouhani seperti dilansir dari kantor berita AFP, Jumat (14/6/2019).
Pernyataan itu dilontarkan Rouhani dalam pertemuan Shanghai Cooperation Organisation, aliansi keamanan Eurasia, yang digelar di Bishkek, Kyrgyzstan hari ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pertemuan itu, Rouhani juga mengkritik AS karena menarik diri dari kesepakatan nuklir dengan Iran tahun 2015. Rouhani mengatakan bahwa Washington memaksa pihak-pihak dan negara-negara lain untuk melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB mengenai normalisasi hubungan dagang dengan Teheran.
Rouhani pun meminta partisipan lain dalam kesepakatan nuklir tersebut untuk "melakukan kewajiban mereka secepat mungkin sehingga Teheran bisa memajukan kepentingan ekonominya di bawah kesepakatan itu".
Sebelumnya, dalam konferensi pers usai pertemuan dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe yang berkunjung ke Teheran, Rouhani menyatakan dirinya mengharapkan 'perubahan sangat positif' di kawasan Timur Tengah dan dunia, jika AS menghentikan tekanan politik terhadap Iran melalui sanksi.
Baca juga: Iran Tuduh Arab Saudi Menebar Perpecahan |
"Jika ada sejumlah ketegangan, akarnya berasal dari perang ekonomi Amerika terhadap Iran. Kapan pun itu berhenti, kami akan melihat perubahan yang sangat positif di kawasan dan dunia," ujar Rouhani.
"Kami tidak akan memulai konflik di kawasan, bahkan terhadap AS, tapi jika perang dimulai terhadap kami, maka kami akan memberikan respons yang menghancurkan," tegasnya menambahkan.
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini