"Ada dugaan ancaman pembunuhan terhadap Kivlan Zen. Itu langsung disampaikan langsung oleh Iwan," kata Pitra di Bareskrim Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (17/6/2019).
Kedatangan Pitra ke Bareskrim dalam rangka hendak melaporkan Iwan dengan tudingan memberi kesaksian palsu, pencemaran nama baik dan sekaligus melaporkan adanya informasi kliennya hendak dibunuh. Namun pihak Bareskrim menolak laporan Pitra dengan alasan Iwan masih dalam penyidikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pak, Bapak mau dibunuh," ucap Pitra menirukan kata-kata Iwan kepada Kivlan saat itu.
Pitra menyampaikan pihaknya memiliki saksi fakta yang mendengar perkataan Iwan soal adanya ancaman pembunuhan terhadap Kivlan oleh seseorang berinisial L. Namun Pitra tak membuka identitas saksi yang dia maksud.
"(Yang diinformasikan mau membunuh Kivlan) inisialnya L. Itu disaksikan keluarga Kivlan Zen dan satu orang lain, saksi fakta. Tapi belum saya sebutkan namanya. Itu saya hadirkan kalau laporan tadi diterima," tutur Pitra.
Terkait hubungan antara kliennya dengan Iwan, Pitra menerangkan Kivlan tertarik membuka komunikasi dengan Iwan karena mengaku mampu mengerahkan 10 ribu massa untuk acara peringatan Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret) pada 11 Maret 2019.
"Iwan ini pernah menyatakan ke Kivlan bisa menyiapkan 10 ribu massa untuk peringati acara Supersemar pada 11 Maret. Kivlan ini kan nasionalismenya sangat tinggi, anti-PKI. Jadi beliau bilang kalau memang bisa, siapkan. Iwan bilang tolong akomodasi dan transportasinya disiapkan. Tiba-tiba si Iwan sampaikan Kivlan mau dibunuh. Makanya Kivlan siapkan pengamanan," terang Pitra.
Ditanya soal alasan kliennya memberi Rp 150 juta kepada Iwan, Pitra menjawab uang tersebut adalah sebagai dukungan dana untuk meramaikan acara peringatan Supersemar.
"Ada uang Kivlan sebagian. Itu upah dari dia pembebasan sandera di Filipina. Itu biaya dialokasikan untuk memperingati acara Supersemar, unjuk rasa, dan acara 9 Mei kemarin," jelas Pitra.
Tonton video Soal Kivlan Zen, Wiranto: Saya Maafkan, Tapi Hukum Tetap Berjalan:
(aud/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini