"Sekitar bulan Maret itu beliau ini kan sangat anti-komunis banget, jadi momentum supersemar. 'Wan ini coba kau bikin momentum demo lah entah apa untuk momentum supersemar, anti-PKI, dikasihlah dana, yang disebutkan itu 10 ribu dolar Singapura. Kemudian entah dilaksanakan tidak demonya, Iwan ini menghilang. Ditanya kemana iwan. kemudian tiba-tiba kasus ini muncul seperti ini," kata Yuntri, saat dihubungi, Selasa (11/6/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu sama sekali saya nggak ada dengar cerita dari Pak Kivlan seperti itu. Yang saya dengar dari TV One bukan di Pondok Indah tapi di Kelapa Gading. Saya sendiri dapat pengakuan Pak Kivlan nggak ada cerita itu," ujarnya.
Pertemuan di Kelapa Gading yang dimaksud yakni antara Kivlan dengan Iwan. Sementara pertemuan dengan Irfansyah, Yuntri mengaku tak mengetahui. Dia menekankan, kliennya itu tak ada kaitan dengan kasus kepemilikan senjata.
"Kaitan dengan senjata gimana? Itu nggak ada. Jadi nggak ada beliau nyimpan senjata, beli senjata," tutur Yuntri.
Sebelumnya, polisi menangkap Habil Marati (HM) terkait rencana pembunuhan terhadap 4 tokoh nasional. Habil Marati berperan sebagai pemberi uang kepada Kivlan Zen dan Iwan.
Uang yang diserahkan Habil Marati ke Kivlan sebesar SGD 15.000 atau senilai Rp 150 juta adalah dana operasional. Kivlan Zen disebut lalu mencari eksekutor dan memberi target 4 tokoh nasional.
"HM juga memberikan uang Rp 60 juta kepada tersangka HK alias I (Iwan) untuk biaya operasional dan pembelian senpi," kata Wadir Krimum Polda Metro Jaya AKBP Ade Ary Syam Indradi di kantor Kemenko Polhukam, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.
Tonton video Eksklusif! Iwan Buka-bukaan Diorder Kivlan Zen Bunuh Luhut & Wiranto:
(idn/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini