Senior Demokrat Tegaskan Tak Usul Kongres Luar Biasa

Senior Demokrat Tegaskan Tak Usul Kongres Luar Biasa

Arief Ikhsanudin, Elza Astari Retaduari - detikNews
Jumat, 14 Jun 2019 18:55 WIB
Foto: Gerakan Moral Penyelamat Partai Demokrat (GMPPD) (Arief Ikhsanudin/detikcom)
Jakarta - Senior Partai Demokrat yang meminta agar partai pimpinan Ketum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu tetap berada di koalisi Prabowo Subianto-Sandiaga Uno membantah pihaknya menginginkan adanya Kongres Luar Biasa (KLB). Para senior yang tergabung dalam Gerakan Moral Penyelamatan Partai Demokrat, termasuk Max Sopacua tersebut, hanya menyayangkan mundurnya posisi Demokrat kini.

"Saya titik beratkan konpers (konferensi pers) kemarin adalah penyelamatan partai saja. kalau ada KLB itu alternatif," ujar Max saat dikonfirmasi, Jumat (14/6/2019).

Dalam keterangan rilis tertulis Max dkk kemarin, memang disebut soal KLB. Namun ia menegaskan bukan berarti para senior partai ingin ada KLB, seperti yang tengah ramai dibicarakan di kalangan internal Demokrat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka itu kan membaca, mereka membiarkan partai hancur. Baca dulu bagiannya. Wartawan juga bisa baca. KLB alternatif. Jangan itu yang jadi acuan. Yang jadi acuan adalah bagaimana selamatkan partai di 2024. itu titik tolaknya," tegasnya.


"Konpers dibuat untuk selamatkan partai di 2024. KLB adalah alternatif, bukan konferensi pers itu buat KLB. Bego aja yang baca itu. Saya bicara dari awal sampai akhir bagaimana menyelamatkan partai," lanjut Max.

Hal senada juga disampaikan senior Demokrat yang hadir dalam konferensi pers, Ahmad Mubarok. Ia menegaskan, tak ada yang menginginkan adanya KLB.

"Nggak ada KLB. Kalau toh ada KLB harus sesuai dengan anggaran dasar. Yang ada itu keprihatinan karena Demokrat sekarang menjadi urutan no 7. Mundur, mundur gitu," kata Mubarok dihubungi terpisah.

Menurut Mubarok, ada yang salah hingga menyebabkan Demokrat kini berada di urutan ke-7. Untuk itu para senior partai mengusulkan perlu ada perbaikan agar di Pileg 2024, Demokrat bisa kembali bersinar.

Senior Demokrat Tegaskan Tak Usul Kongres Luar BiasaFoto: Max Sopacua. (Agung Pambudhy/detikcom).

"Ada yang salah, menyimpang dari ftirahnya. Dulu partai Demokrat terbuka dengan ideologis nasional religius. Cirinya bersih, cerdas, dan santun. Kita ingin kembali ke prinsip pertama itu," sebut Mubarok.

Para senior partai mengaku prihatin kini banyak kader Demokrat yang bahasanya menjadi tidak santun. Namun Mubarok menolak menyebut siapa yang dimaksudnya.

"Yang kita prihatin banyak bahasa tidak santun, ya itulah dari orang yang nggak ngerti sejarah. Kalau toh seandainya ini mengarah pada forum apapun, itu harus sesuai AD/ART. Kita nggak ada wewenang usul. Itu wewenang DPC," tuturnya.

Konferensi pers yang digelar Max dan Mubarok dkk menuai kritik. Mereka dianggap tidak peka dengan mengeluarkan statement tajam di saat SBY dan keluarga masih dalam keadaan duka sepeninggalan Bu Ani Yudhoyono.

Senior Demokrat menyatakan tidak bermaksud seperti itu. Niat mereka hanya ingin menyelamatkan partai.

"Kita tahu itu, kita juga ikut semua waktu pemakaman. Tidak ada maksud itu. Karena Pak SBY sekarang banyak diserang maka kita harus memikirkan 2024. Makanya harus kembali ke fitrahnya," urai Mubarok.


Saat konferensi pers, Kamis (13/6), Max Sopacua dkk menyoroti soal hasil Pemilu Legislatif Partai Demokrat. Partai Demokrat disebut hanya mendapat suara 7,7 persen sehingga perlu dilakukan sesuatu agar partai kembali maju.

"Kami tidak desak (DPP) kami memberi gambaran umum DPP, agar tidak tinggal diam. Masa kita banggakan cuma 7,7 persen. Kita pernah 20 persen. 7,7 persen sama dengan 2004," kata Max.

"DPP harus berpikir bagaimana semangat masyarakat jadi bagian Demokrat. Kata Pak SBY (Ketum PD Susilo Bambang Yudhoyono) kita selalu punya prinsip million friends, and zero enemy," sambungnya.

Atas pernyataan itu, Kader Partai Demokrat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mendesak Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat untuk menindak para kader senior yang terhimpun dalam GMPPD, termasuk Max Sopacua.

Meminta dan mendesak kepada Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat untuk menindak tegas sesuai dengan peraturan organisasi kepada pihak-pihak yang terlibat dalam GMPPD dimaksud, antara lain kepada Max Sopacua, Ahmad Mubarok, dan Ahmad Yahya," ujar Ketua DPD Partai Demokrat DIY, Heri Sebayang, dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Jumat (14/6). (elz/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads