Hal ini membuat Dinas Pendidikan (Diknas) Kabupaten Pasuruan prihatin. Aparat kepolisian diminta melindungi para pehlawanan pendidikan tersebut.
"Kami prihatin banyak guru yang melaksanakan tugasnya untuk mendidik putra putri bangsa, namun pada kenyataannya mereka menjadi korban aksi pelaku begal," kata Kepala Diknas Kabupaten Pasuruan, Iswahyudi, Jumat (14/6/2019).
Diknas mencatat selama 2018 hingga Juni 2019, terjadi 5 kali pembegalan terhadap guru. Diknas meminta kondisi yang dialami para guru menjadi perhatian semua pihak, terutama aparat kepolisian.
"Ada 5 kali (guru jadi korban begal). Wilayah Gempol sekali dan wilayah timur 4 kali. Kami inginkan ada penanganan, agar para guru tidak jadi sasaran begal," tegasnya.
Baca juga: Dor! Empat Begal di Tuban Ditembak Mati |
Salah satu yang terjadi di wilayah Timur, dialami seorang guru perempuan asal Desa Banjarimbo, Kecamatan Lumbang. Korban dibegal saat menjalankan tugas dan motornya raib. Karena kejadian ini sejumlah guru di Lumbang sempat mogok mengajar karena takut.
Meski demikian, Iswahyudi tetap memberikan dukungan pada para guru. Ia berharap para guru tetap tak patah semangat dan terus waspada.
"Tetap melaksanakan tugas mendidik dengan baik jangan patah semangat dan selalu waspada. Selalu kordinasi dengan pihak-pihak terkait baik kepolisian dan mayarakat," terangnya.
Secara manusiawi, ia berharap para pelaku begal tak menjadikan para guru sebagai sasaran.
"Saya juga berharap beri kemudahan guru dalam melaksanakan tugas, mudah-mudahan begal memahami bagaimana tugas guru adalah mencerdaskan anak bangsa. Begal-begal bisa mengenali guru sehingaa dia ikut mengamankan melindungi ketiga guru melaksanakan tugas," harapnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini