Wiranto Jamin Pengakuan Tersangka Kerusuhan Bukan Karangan

Round-Up

Wiranto Jamin Pengakuan Tersangka Kerusuhan Bukan Karangan

Andhika Prasetia, Eva Safitri - detikNews
Rabu, 12 Jun 2019 19:35 WIB
Wiranto (Foto: Rengga Sancaya/detikcom)
Jakarta - Pengakuan tersangka kerusuhan 22 Mei 2019 terkait dugaan kepemilikan senjata api ilegal dan dugaan rencana pembunuhan dibeberkan ke publik. Pengungkapan itu demi menepis isu kasus ini hanya karangan.

Keterangan para tersangka yang juga sudah dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) di antaranya H Kurniawan alias Iwan, Tajudin dan Irfansyah. Keterangan mereka dalam video penyidikan diputar dalam jumpa pers Polri-TNI di kantor Kemenko Polhukam, Selasa (11/6/2019).

Tersangka H Kurniawan alias Iwan mengaku mendapat perintah dari Kivlan Zen untuk mencari eksekutor pembunuhan. Kivlan Zen juga memberikan uang SGD 15 ribu--yang kemudian ditukarkan di money changer menjadi Rp 150 juta--untuk membeli dua senpi laras panjang dan laras pendek. Mendapat perintah itu, Iwan kemudian meminta tersangka Tajudin menjadi eksekutor penembakan Wiranto, Luhut Binsar Pandjaitan, Budi Gunawan, dan Gories Mere.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Sedangkan tersangka lainnya Irfansyah, mengaku bertemu dengan Kivlan Zen di halaman Masjid Pondok Indah, Jakarta Selatan. Irfansyah kemudian mengajak Yusuf bertemu dengan Kivlan. Di sini terungkap dugaan perintah Kivlan Zen untuk membunuh bos Charta Politika, Yunarto Wijaya.

Wiranto Jamin Pengakuan Tersangka Kerusuhan Bukan KaranganVideo BAP tersangka kerusuhan 22 Mei diputar. (Foto: Eva Safitri/detikcom)

Menko Polhukam Wiranto lalu menyampaikan alasan ditampilkannya keterangan para tersangka kerusuhan 22 Mei terkait dugaan kepemilikan senjata api ilegal dan dugaan rencana pembunuhan. Pengakuan para tersangka dimaksudkan agar menetralkan isu adanya karangan dari pemerintah.


"Ini pengakuan dari berita acara pemeriksaan, testimoni yang disumpah. Bukan karangan kita. Paling tidak kan sudah bisa menetralisir bahwa Wiranto lebay, karangan pemerintah, karangan aparat keamanan, mencari popularitas. Masyaallah, ya, saya katakan. Tapi saya nggak ngomong apa-apa," ujar Wiranto seusai pelantikan Gubernur Lampung Arinal Djunaidi di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (12/6/2019).


Saat ini, Wiranto meminta publik bersabar terkait pendalaman kasus kerusuhan 22 Mei. Pihak terkait masih melakukan pengusutan.

"Memang belum selesai, namanya saja masih proses hukum. Masih perlu pendalaman, masih perlu pengembangan. Ya masyarakat harus sabar. Sekarang kan nggak sabar, seakan-akan harus segera tuntas. Nggak bisa. Dari itu kita kembangkan, kita dalami, nanti kita ketemu konfigurasi, anatomi kerusuhan secara utuh, ketemu pasti," ucapnya.

Hal senada disampaikan oleh Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. Moeldoko menepis anggapan pengungkapan dalang kerusuhan serta adanya rencana pembunuhan pada pejabat adalah skenario pemerintah.

Moeldoko / Moeldoko (Foto: Andhika Prasetia/detikcom)

"Skenario gimana? Masak, pemerintah membuat skenario rusuh, kan nggak logis. Pemerintah itu melindungi masyarakatnya, pemerintah memberikan jaminan atas keselamatan bagi warganya, kok malah membuat sebuah skenario. ini menurut saya tidak benar. Jangan mengada-ada," kata Moeldoko.


Dia mengatakan penegak hukum belum mengungkap dalang kerusuhan 21-22 Mei karena masih dalam pendalaman kasus. Yang sejauh ini baru diungkap adalah asal-usul senjata api yang disita dalam kerusuhan.

"Ini masih proses, hanya memakan waktu. Yang kemarin yang dikenalin lebih dalam adalah bagaimana asal-usul senjata. Selanjutnya nanti akan maju lagi siapa sih sesungguhnya yang berada di balik ini semuanya. Jadi kemarin belum sampai ke dalang kerusuhannya, kemarin lebih mengungkap asal-usul senjata dan mau dipakai apa senjata itu," papar Moeldoko.



Korban Aksi 22 Mei Tertembak Peluru Tajam, KontraS: Peluru Siapa?:

[Gambas:Video 20detik]

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads