Menurut Kepala Desa Sumber, Imam Rochani, kampung ketupat menjaga tradisi di desanya sejak tujuh tahun lalu.
"Di kampung ini ada empat dusun. Sejak tujuh tahun lalu, kampung ketupat mulai kami buat menjadi tradisi. Dan acara seperti ini Insyaaallah akan digelar setiap tahunnya," kata Kades Imam kepada detikcom saat dikonfirmasi, Selasa (11/6/2019).
Semula, acara ini semacam halalbihalal dari empat dusun di Desa Sumber. Seperti tradisi di Jawa pada umumnya, sepekan setelah lebaran ada istilah lebaran ketupat.
Lalu warga empat dusun itu secara serempak membuat ketupat semua. Hingga terkumpul ribuan ketupat. Mereka lalu menggelar halalbihalal di ujung kampung yang lokasinya berdekatan dengan jalur alternatif dari Kediri memasuki Kota Blitar.
![]() |
Pada H+7 lebaran, acara halalbihalalpun digelar. Semua warga dari empat dusun berkumpul untuk bersilaturahmi. Tak lupa, ketupat sebagai menu utama sebagai sajian.
Rupanya, keramaian di pinggir jalur alternatif ini mengundang pemakai jalan untuk berhenti. Apalagi, tampak jelas dari jalan raya, ribuan ketupat ditumpuk di atas meja. Mereka mengira, ada pasar murah ketupat.
Pengendara yang melintas pun lalu berhenti. Melihat banyak pengendara berhenti, warga setempat langsung mempersilakan mereka ikut menyantap hidangan ketupat yang telah dipotong-potong.
"Ketupat-ketupat ini kami sediakan untuk semua yang berminat. Tak hanya bagi warga Desa Sumber, warga wilayah lain yang lewat jalan ini, monggo ikut menikmati," imbuh Imam.
Para pengunjung pun sangat antusias menikmati makanan ini. Setelah mengambil potongan ketupat, mereka bisa bebas memilih sayur lodeh sesuai selera. Ada sayur rebung campur kacang krotok.
![]() |
Ada lodeh tahu tempe campur kacang krotok, lodeh tewel (nangka muda), sambel goreng tempe tahu. Tentu saja sesuai lidah orang Blitar, rasa semua masakan itu gurih dan lebih didominasi rasa pedas.
Seorang pemakai jalan asal Srengat, Mujali, mengaku sangat menikmati kehadiran Kampung Ketupat ini. Pria yang naik motor itu mendapat tawaran warga sekitar untuk berhenti, ikut menyantap hidangan ketupat yang telah disediakan.
"Saya baru tahu sekali ini. Kalau memang jadi tradisi, lebaran mendatang saya pasti ajak istri dan anak saya ke sini ikut makan kupat bareng-bareng. Rasanya tambah nikmat kalau ramai-ramai makannya. Walaupun gak saling kenal, jadi merasa punya saudara baru," pungkasnya.
Tonton video Penat dengan Menikmati Kesejukan Pantai Serang:
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini