Peristiwa ini dialami Agung Siswanto yang tengah melakukan perjalanan arus balik dari Kabupaten Kolaka menuju Kota Kendari, Minggu (9/6/2019). Saat memasuki Desa Ameroro, Kecamatan Uepai, Konawe, kondisi jalanan terendam banjir hingga pinggang orang dewasa.
"Saya tadi arus balik dari Kolaka mau ke Kendari naik motor. Nah di tengah jalan tepatnya di Ameroro, Konawe itu macet karena jalanan banjir. Warga mengatakan ketinggian air hanya sampai lutut, ternyata dalamnya ada juga yang sampai pinggang," kata Agung saat dihubungi lewat telepon, Minggu (9/6).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Kemudian ada warga tawarkan bantuan untuk memikul motor. Bantuan dibayar Rp 30.000," ujarnya.
Setelah sepakat untuk menggunakan jasa warga, motor Agung pun dipikul oleh 4 orang. Oleh aparat desa setempat, para pemikul motor dilarang mengambil bayaran melebihi Rp 30.000.
"Motor dipikul 4 orang. Tadi juga sempat saya dengar dari Babinsa dan kepala desa kalau setiap orang hanya boleh ditarik Rp 30.000, tidak boleh lebih. Warga memikul motor itu sekitar 30 meter," tuturnya.
![]() |
Meski sudah ada warga yang menawarkan jasa pikul motor, banyak juga pemotor yang nekat menerobos. Akibatnya motor harus mogok di tengah bajir.
"Ada juga warga yang tidak mau motornya diangkut, tapi ujung-ujungnya motornya mogok di tengah banjir. Tapi tetap dibantu warga didorong," ujarnya.
Agung pun melanjutkan perjalanan menuju Kota Kendari. Namun kembali bertemu banjir di titik lain.
"Ada 2 titik banjir, hanya pas yang kedua di Pohara, Konawe ongkosnya (pikul motor) mahal sekali, Rp 50 ribu dengan jarak yang lebih pendek dari sebelumnya," imbuhnya.
Banjir melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Konawe dan Kabupaten Konawe Utara, Sultra. Ribuan rumah terendam bajir dan warga mengungsi. (nvl/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini