Dorongan rekonsiliasi datang dari tokoh agama, tokoh masyarakat hingga tokoh politik dari penjuru daerah. Di antaranya, Raja Ngayogyakarta Hadiningrat sekaligus Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X, Ketum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir.
Dari Yogyakarta, Sri Sultan mengharapkan perayaan Idul Fitri tahun ini menjadi momen Jokowi dan Prabowo untuk melakukan rekonsiliasi. Sri Sultan pun berharap rekonsiliasi segera dilakukan dalam waktu dekat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harapan yang sama juga datang dari PP Muhammadiyah. PP Muhammadiyah bahkan melobi sejumlah pihak agar rekonsiliasi dapat segera terwujud. Upaya itu dilakukan agar bangsa dan negara kembali bersatu dan damai pasca-Pilpres 2019.
"Muhammadiyah terus melakukan kontak dengan berbagai pihak agar rekonsiliasi terjadi. Tapi kan kita selalu pendekatan kultural dan demokratis," kata Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir di sela acara syawalan di kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta, Rabu (5/6/2019).
Haedar percaya, harapan rekonsiliasi dapat terwujud juga diinginkan oleh Jokowi dan Prabowo.
"Kami percaya mereka (Jokowi dan Prabowo) juga punya kehendak yang sama. Mari para elite mendorong itu terjadi," lanjut Haedar.
Ketum Golkar Airlangga Hartarto juga sependapat dengan Sri Sultan dan Haedar. Airlangga berharap semua pihak dapat menjadikan momen perayaan Idul Fitri sebagai ajang rekonsiliasi pasca-Pemilu 2019. Dia pun menyebut komunikasi antarelite partai politik saat ini sudah kembali cair.
"Dalam rangka Lebaran, kita kan merayakan kemenangan, yang telah melalui bulan Ramadhan dan kita semua kembali fitrah, kembali suci," kata Airlangga di Istana Negara, Jakarta, Rabu (5/6/2019).
"Ini momentum untuk rekonsiliasi. Tentunya dengan pemilu sudah selesai dan kita kembali harus merajut kebangsaan," lanjutnya.
Dorongan rekonsiliasi pun datang dari Wali Kota Bogor Bima Arya. Bima Arya mengatakan masyarakat pasti bahagia jika para pemimpinnya rukun. Menurutnya, saat ini yang ditunggu-tunggu adalah momen rangkulan Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto.
Bima mengingatkan lagi momen di arena pencak silat Asian Games pada 29 Agustus 2018. Pesilat Indonesia, Hanifan Yudani Kusuma, membuat Jokowi dan Prabowo berpelukan.
"Masyarakat itu bahagia kalau melihat pemimpinnya itu rukun di mana-manalah. Mau di kota, mau di nasional, mau di daerah, sekarang momentum yang ditunggu-tunggu adalah rangkulannya, berpelukannya, Pak Prabowo dengan Pak Jokowi (seperti) ketika kita di Asian Games," kata Bima saat silaturahmi Lebaran ke kediaman Ketua MPR Zulkifli Hasan, kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan, Rabu (5/6/2019).
Upaya Rekonsiliasi Pasca-Pilpres, Perlukah? Simak Videonya:
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini