"Kelompok-kelompok tersebut yang melakukan amaliahnya di Bulan Suci Ramadhan, ada kepercayaan di kelompok tersebut bulan suci Ramadhan ini bulan amaliahnya mereka," Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (4/6/2019).
Dedi menjelaskan kelompok teroris percaya akan mati syahid jika beraksi di bulan Ramadhan. "Mereka percaya ketika mereka melakukan kegiatan aksi terorisme maupun suicide bomber yang akibatkan pelaku ini meninggal dunia, itu meninggal dalam keadaan syahid," ujarnya.
Selain itu, polisi jadi sasaran penyerangan karena mengungkap aksi-aksi terorisme di Indonesia. Polri sudah sejak 19 tahun lalu menindak jaringan teror di Tanah Air.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Polisi sebelumnya memastikan ledakan di dekat Pos Polisi Kartasura adalah upaya bom bunuh diri. Pelaku disebut terpapar paham Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
"Dari hasil pemeriksaan pelaku ini adalah suicide bomber. Yang bersangkutan secara individu terpapar paham ISIS, sedang didalami," kata Dedi.
Polisi mengatakan belum ada indikasi pelaku terkait jaringan tertentu, sejauh ini masuk kategori 'lone wolf'. Namun, polisi masih terus mendalami apakah pelaku ikut di salah satu jaringan atau tidak.
"Belum ada indikasi keterkaitan masalah yang bersangkutan ikut dalam satu jaringan. Baik JAD Jateng atau jaringan lain," jelasnya.
(idh/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini