Belakangan diketahui, mayat wanita muda itu bernama Feni Agustin. Korban adalah warga Dusun Pariyaan Utara Desa Sumberkolak Kecamatan Panarukan. Sebelum ditemukan tewas di aliran sungai, wanita 30 tahun yang konon mengalami keterbelakangan mental itu memang dicari orang tuanya.
"Saya tadi menemukan ikat kakinya ada di pinggir sungai, makanya langsung saya cari. Biasanya dia memang saya dampingi terus," kata lbu korban, Agustini kepada detikcom, Kamis (30/5/2019).
Keterangan detikcom menyebutkan, sebelum ditemukan tenggelam di sungai siang tadi, Feni Agustin konon memang sudah terbiasa ke sungai yang ada di belakang rumahnya, di Dusun Pariyaan Utara Desa Sumberkolak Kecamatan Panarukan. Selain mandi, korban juga biasa BAB di sungai tersebut. Namun, selalu didampingi orang tuanya mengingat kondisi korban yang sering tidak stabil.
"Anak saya ini sering kejang dan pingsan. Makanya biasanya saya ikuti terus kalau ke sungai," papar Agustini.
Siang tadi, Agustini rupanya lengah hingga sang anak pergi sendiri ke sungai. Diduga saat di sungai itulah, penyakit epilepsi yang diderita korban tiba-tiba kambuh hingga tenggelam dan hanyut. Jasad korban baru ditemukan di aliran sungai Dusun Langai, Desa Sumberkolak, yang berjarak sekitar 800 meter dari tempat biasa korban turun ke sungai.
Mayat korban yang terhanyut kali pertama terlihat oleh pengendara motor, yang melintas di jalan dekat sungai. Pengendara itu pun berteriak hingga mengundang perhatian warga. Sehingga warga pun mengevakuasi mayat korban ke atas sungai.
"Kondisi kejiwaan korban ini memang begitu, seperti tidak normal. Korban sebelumnya tinggal di utara rumah saya, sebelum pindah ke dekat stasiun. Korban diduga tenggelam sendiri karena penyakitnya kambuh," tandas Kepala Desa Sumberkolak, H Sukarto di lokasi mayat korban ditemukan. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini