Neneng (37), penggerak komunitas bonsai kelapa di Pangandaran menyampaikan, bonsai kelapa sudah ditekuni sejumlah warga sejak beberapa tahun terakhir. Namun begitu, kata dia, para peminatnya cenderung sendiri-sendiri karena tidak ada wadah.
"Kita baru tahu satu sama lain melalui grup di Facebook, akhirnya ketemu dan sepakat membentuk komunitas," ujar Neneng di lokasi pameran, Senin (27/5).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa orang, ia mengungkapkan, sepakat membentuk cabang Komunitas Bonsai Kelapa Indonesia. Komunitas tersebut, kata Neneng, merupakan wadah pehobi bonsai kelapa di tingkat nasional.
Meski sederhana, menurut Neneng, pameran yang digelar di kawasan Bundaran Tugu Ikan sejak dua pekan lalu berhasil menarik minat para pehobi bonsai kelapa. Ia menyebut sekitar 20 orang mendaftar bergabung dalam komunitas mereka.
![]() |
"Bonsai kelapa ini butuh kesabaran ekstra karena tumbuhnya lambat. Tapi kalau sudah berhasil sampai berbuah, itu jadi kepuasan," kata Neneng.
Hobi bonsai kelapa di Indonesia, ia menjelaskan, saat ini terus tumbuh. Di beberapa kota, menurutnya, sudah ada yang mencetak rekor harga hingga Rp 60 juta.
Bonsai-bonsai yang saat ini dipamerkan di Pangandaran sendiri, kata Neneng, harganya masih terbatas, mulai Rp 300 ribu hingga Rp 1,5 juta. Namun begitu, Neneng yakin suatu hari dari Pangandaran akan hadir bonsai-bonsai kelapa yang mencetak rekor. (bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini